Selasa 23 Feb 2021 16:01 WIB

Berebutan Minta Divaksin karena Info Stok Vaksin Menipis

Kekisruhan terjadi di Tanah Abang karena pedagang berebutan dapatkan vaksin Covid-19.

 Pedagang pasar Tanah Abang melakukan registrasi sebelum vaksinasi covid-19 di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/1). Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi tahap kedua untuk pedagang pasar Tanah Abang dengan target 1.500 orang pedagang pada hari ini. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Pemprov DKI menilai antrean pedagang di Pasar Tanah Abang menunjukkan dukungan dan kesungguhan masyarakat dalam menyukseskan program vaksinasi.

"Sekalipun tadi ada antrean yang cukup di Tanah Abang dan di lansia, ini menunjukkan animo kesungguhan dan dukungan dari masyarakat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Selasa (23/2).

"Jadi kalau ada persepsi negatif terkait vaksin ini bisa dipatahkan dengan bukti bahwa masyarakat berbondong-bondong ingin divaksin, bukan hanya pedagang, orang tua, dan semuanya," imbuhnya.

Ariza mengatakan, pihaknya akan mengatur teknis pelaksanaan agar tidak kembali menimbulkan antrean panjang saat vaksinasi. Sebab, jika terjadi kerumunan berpotensi terjadinya penularan virus corona.

"Ya antrean nanti akan diatur secara teknis. Saya kira yang paling penting kita terus melaksanakan 3M. Mudah-mudahan secara teknis kita harus menjaga antrean," ujarnya.

Dalam dialog bersama sejumlah pimpinan media massa di Istana Merdeka, Rabu (17/2), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut program vaksinasi untuk pedagang Tanah Abang menjadi percontohan. Pemerintah pun akan menjamakkan pelaksanaan vaksinasi secara 'jemput bola'.

Maksudnya, vaksinasi Covid-19 akan lebih banyak dilakukan di lokasi-lokasi yang 'dekat' dengan masyarakat.

"Waktu di Tanah Abang semuanya berbondong-bondong. Karena begitu yang satu berani, yang lain ngikutin. Karena kita melakukannya di tempat. Di lokasi. Itu pengaruh sekali suntikan di lokasi, itu penting," kata Jokowi.

Pelaksanaan vaksinasi, imbuh presiden, tidak lagi bergantung pada rumah sakit atau puskesmas saja. Demi menggaet masyarakat luas, pemerintah akan menggalakkan vaksinasi massal di lokasi-lokasi yang lebih mudah dan 'ramah' untuk dijangkau masyarakat.

Jokowi mengakui, target pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terhadap lebih 1 juta orang per hari cukup menantang. Ia mengungkapkan, hitungan matematis memang menunjukkan angka tersebut bisa saja dicapai, namun butuh improvisasi dan strategi yang lebih matang untuk merealisasikannya.

Ia memerinci, pemerintah sebenarnya memiliki 30 ribu personel vaksinator dari Kementerian Kesehatan. Jika ditambah personel vaksinator dari TNI-Polri sebanyak 9.000 orang, total tenaga vaksinator di seluruh Indonesia mencapai 39 ribu orang.

"Katakanlah 40 ribu (vaksinator). Kalau satu vaksinator sehari bisa (menyuntik) 30 (orang), berarti sehari sudah bisa 1,2 juta (divaksin). Hitungan kita, hitungan gampangnya seperti itu. Tetapi praktik di lapangannya yang membutuhkan improvisasi yang baik sehingga angka yang kita harapkan tercapai," kata Jokowi.

Sebagai informasi, per Sabtu (20/2) sudah 1,22 juta orang yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama. Angka ini didapat dalam kurun waktu lebih dari satu bulan sejak program vaksinasi pertama kali bergulir pada 13 Januari 2021 lalu. Pemerintah masih punya pekerjaan rumah untuk mencapai target vaksinasi terhadap SDM kesehatan sebanyak 1,46 juta orang sebelum akhir Februari.

photo
Indonesia mengimpor vaksin Covid-19 dari berbagai produsen vaksin dunia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement