REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferliana mengungkapkan adanya temuan orang yang telah menerima vaksin Covid-19 Sinovac dua kali, tapi masih terpapar virus corona. Meskipun, diakuinya, jumlahnya tidak banyak. Herlin mengakui, seseorang yang telah divaksin tetap bisa terpapar Covid-19. Namun, kata dia, hanya akan mengalami gejala ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali.
"Tidak akan mengalami kegawatan parah dibanding kalau dia belum dapat vaksin. Karena tubuhnya sudah menyiapkan diri untuk melawan virus itu," kata Herlin di Surabaya, Selasa (23/2).
Staf ahli Rumpun Kuratif Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, menyebut, ada beberapa faktor yang membuat seseorang yang sudah divaksinasi tetap terjangkit corona. Pertama, karena antibodi itu baru muncul 14 hari setelah suntikan vaksin kedua.
"Jadi, bukan berarti setelah dapat vaksinasi itu kemudian orang itu langsung kebal terhadap Covid-19. Vaksinasi itu sebenarnya melatih kekebalan tubuh terhadap virus," ujarnya.
Jibril menganjurkan, meskipun telah disuntik vaksin Covid-19 dua kali, tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Artinya, kata dia, tidak boleh semena-mena melepas masker atau tidak menjaga jarak. Ia pun mengingatkan, efikasi vaksin Sinovac itu hanya 65 persen.
Baca juga : PNS Terdampak Banjir Boleh Ajukan Cuti Hingga Satu Bulan
"Artinya, kalau ada paparan virus itu 100 persen. Enam puluh lima persen itu tidak kena, tapi 35 persen lainnya masih ada kemungkinan terpapar. Tapi, kalau sudah divaksin terus kena, kemungkinan besar gejalanya akan ringan atau tanpa gejala," kata dia.