REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak Kamis (18/2) menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Jakarta dan Bekasi. Karena kondisi tersebut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terpaksa harus melakukan pemadaman di titik banjir untuk keselamatan warga.
Direktur Regional Jawa Madura dan Bali PLN, Haryanto WS, menjelaskan sampai saat ini di beberapa wilayah masih terjadi banjir. Di kawasan terdampak PLN masih melakukan pemadaman. Kapan listrik akan menyala? Haryanto menjelaskan hal tersebut sangat bergantung pada kondisi terdampak tersebut.
"Ini sangat berbeda-beda, ya. Tapi kami terus komunikasi dengan RT RW terkait jika memang kondisi wilayah sudah surut dari banjir maka listrik bisa segera dinyalakan," ujar Haryanto dalam konferensi pers, Sabtu (20/2).
General Manager PLN UD Jakarta Raya, Doddy Pangaribuan, juga menjelaskan ada dua kasus dalam pemadaman ini. Pertama, kondisi yang memang terkena banjir namun kondisi gardu induk di wilayah banjir aman dari banjir. Kata Doddy, jika banjir sudah surut PLN bisa langsung menyalakan listriknya.
"Misalnya ada satu gardu yang aman dari awal, jadi pas sisi konsumen aman, sudah kering, sudah dilakukan pengecekan bersama maka saat itu juga bisa langsung dinyalakan," ujar Doddy.
Namun, jika wilayah banjir tersebut juga turut merendam gardu induk dan kemudian menyebabkan gardu induk mengalami kerusakan maka PLN butuh waktu untuk melakukan recovery dari gardu.
"Kasus kedua, ada juga kan beberapa lokasi 2-3 lokasi gardu kita posisinya belum bisa ditingikan, ada sengketa lah atau nempel bangunan, kalau sejak surut kita butuh 2 jam untuk pengeringan dan pengujian. Nah, secara paralel ini sudah bisa dinyalakan. Jadi tetap butuh kordinasi. Kita tidak mau kalau ada kondisi yang lebih buruk," ujar Doddy.