Jumat 19 Feb 2021 19:06 WIB

Wagub Klaim Jumlah Titik Banjir di Jakarta Menurun

Waspadai potensi hujan dengan intensitas tinggi di jakarta pada 19 hingga 20 Februari

Rep: Flori Sidebang/ Red: Hiru Muhammad
Warga berjalan melintasi banjir yang merendam kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2). Banjir yang terjadi akibat  luapan Kali Sunter tersebut menggenangi sebanyak lima Rukun tetangga diantaranya RT 01 hingga RT 05 yang bread di RW 04 dengan ketinggian 90 centimeter.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berjalan melintasi banjir yang merendam kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2). Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Sunter tersebut menggenangi sebanyak lima Rukun tetangga diantaranya RT 01 hingga RT 05 yang bread di RW 04 dengan ketinggian 90 centimeter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim banjir di Ibu Kota kali ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Ariza, pada awal 2021 ini jumlah wilayah maupun pengungsi yang terdampak banjir cenderung sedikit. 

"Sampai hari ini yang terdampak (banjir) ada 57 RT dari 30.470 RT, jadi kecil sekali. Jumlah pengungsi ada 182 KK. Kalau melihat data dari tahun-tahun sebelumnya, terjadi penurunan signifikan," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/2) sore. 

Ariza mencontohkan, pada tahun 2013 terdapat 38 korban jiwa akibat banjir di Jakarta. Kemudian, tahun 2018 terdapat satu korban jiwa serta tahun 2019 dan 2020 masing-masing terdapat dua korban jiwa.

"Mudah-mudahan tahun 2021 ini tidak ada korban meninggal karena banjir. Warga yang terdampak juga demikian semakin berkurang, kelurahan terdampak dapat juga semakin berkurang, kecamatan terdampak juga berkurang," papar Ariza. 

Ariza menambahkan, lantaran terjadi penurunan yang signifikan, jumlah lokasi pengungsian korban banjir pun juga menurun. Ia mencontohkan, pada tahun 2013 terdapat 1.115 lokasi pengungsian.

Lalu, pada tahun 2015, jumlahnya menurun menjadi 337 titik. Selanjutnya, di tahun 2018 tidak ada titik pengungsian, tahun 2019 dan 2020 masing-masing ada 13 serta 70 lokasi pengungsian. 

"2021 sedang kita rekap, sementara baru 1-2 titik pengungsian. Prinsipnya dari fakta dan data, terjadi penurunan yang cukup signifikan, berkat upaya kita semua, khususnya masyarakat Jakarta yang mendukung program-program pemerintah," sambungnya menjelaskan. 

Sebelumnya, Plt Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi curah hujan dengan intensitas tinggi, khususnya di Jakarta, pada 19-20 Februari 2021. Ia menyebut, peringatan dini telah dikeluarkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Berdasarkan hasil pantauan satelit milik LAPAN, prediksi hujan dan angin pada ketinggian 850 mb (1,5 km) masih berlangsung pada Jumat (19/2) pukul 17.00 WIB. Pemprov DKI Jakarta juga akan bersiaga dan mempercepat penanganan di lokasi-lokasi yang rawan terdampak genangan maupun banjir.

“Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada menjelang siang - sore hari; Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara pada sore - malam hari," tutur Sabdo.

"Prakiraan ini akan selalu diperbarui setiap ada perubahan angin dan pergeseran awan. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, karena diprediksi cuaca ekstrem juga terjadi hingga esok hari, 20 Februari 2021,” katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement