Menanggapi persoalan ini, Ketua Umum DPP PERSAGI, Entos Zainal menilai peran organisasi profesi ikut memiliki andil penting. Sebab sebagai organisasi profesi ahli gizi, PERSAGI memiliki sekitar 33 ribu anggota di seluruh Indonesia.
Sebagai organisasi PERSAGI juga berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada pemerintah dalam mewujudkan status gizi yang optimal pada masyarakat dan tentunya hal ini terkait juga dengan pencegahan stunting.
"PERSAGI akan segera melakukan mitigasi dan merumuskan untuk dapat memberikan masukan bagi BKKBN dalam upaya pencegahan stunting, sehingga intervensi gizi dan manajemen yang tepat bisa segera dilakukan," terangnya.
Entos memaparkan selama ini PERSAGI telah melakukan berbagai upaya melalui Edukasi gizi seperti cegah stunting. Diantaranya dengan pemberian ASI eksklusif sebagai gaya hidup, makanan pendamping ASI adequate, gizi seimbang, cegah obesitas.
"Pemberdayaan masyarakat melalui posyandu, kader mampu menimbang dan mengisi KMS dengan benar memberi penyuluhan, menerapkan K3 yakni kebun, kolam, kandang; Pelayanan gizi di fasyankes yang berorientasi pada masyarakat dan komunitas, fasyankes serta peningkatan kompetensi SDM,” jelasnya.
Audiensi BKKBN dan PERSAGI ini, turut dihadiri dari BKKBN Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Muhammad Rizal Martua Damanik, PhD; Direktur Bina Balita dan Anak, Safrina Salim; Direktur Bina Ketahanan Remaja dr. Victor Palimbong; Kepala Pusat Pendidikan, Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Dr. Lalu Makripuddin.