Rabu 17 Feb 2021 09:19 WIB

Kenali Ciri-Ciri Stunting dan Penyebabnya

Masyarakat harus mengetahui definisi stunting.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjawab pertanyaan wartawan Republika saat wawancara khusus di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (17/6). Dalam wawancara tersebut membahas tentang rencana pemasangan satu juta akseptor pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2020 serta target Total Fertility Rate (TFR) yang mencapai 2,1 persen pada tahun 2024
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjawab pertanyaan wartawan Republika saat wawancara khusus di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (17/6). Dalam wawancara tersebut membahas tentang rencana pemasangan satu juta akseptor pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2020 serta target Total Fertility Rate (TFR) yang mencapai 2,1 persen pada tahun 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, masyarakat harus mengetahui definisi stunting.

"Tidak semua orang pendek itu stunting atau tidak semua balita pendek itu stunting, tetapi balita, bayi yang stunting, itu memang pendek," katanya, dalam keterangan persnya, Rabu (17/2). 

Dijelaskan Hasto, stunting adalah terganggunya pertumbuhan bayi baik secara fisik maupun perkembangan intelektualnya. Hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama karena asupan nutrisi dan gizi yang kurang.

"Kedua, karena penyakit yang kadang-kadang bayi atau balita ini sakit berulang kali," tuturnya. 

Jadi, kata Hasto, bayi stunting memiliki gejala ukuran tubuh pendek disertai dengan keterlambatan perkembangan dan kecerdasannya.

"Ada ukuran-ukurannya. Misalnya, responsnya bayi mungkin kalau anak satu tahun seharusnya sudah bisa apa, tapi ini belum bisa. Respons-respons terhadap lingkungan seperti apa, ini bisa diukur dan itu ada indikatornya," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement