Kamis 18 Feb 2021 03:50 WIB

Tantangan Lacak Mutasi Virus Covid-19 di Indonesia

Mutasi virus perlu dilacak untuk mengetahui tingkat keparahan dan efektiftas vaksin.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto:

Mutasi dan efikasi vaksin

Vaksin dibuat secara spesifik untuk melawan virus yang spesifik pula. Jika terjadi mutasi pada virus terus menerus, maka harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah mutasi berdampak pada penurunan efikasi vaksin.

Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), produsen vaksin harus mencapai target kemanjuran vaksin setidaknya 50 persen.

Dari pengujian antara beberapa vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini, dengan varian baru virus corona penyebab Covid-19, didapati adanya penurunan kemanjuran vaksin. Namun vaksin masih tetap efektif membentuk perlindungan bagi tubuh.

Para ilmuwan telah menguji vaksin Pfizer terhadap mutasi N501Y dan E484K di laboratorium, menggunakan sampel darah dari orang yang divaksinasi. Dalam penelitian tersebut, vaksinasi tampaknya berhasil, tetapi sedikit kurang efektif.

Vaksin Moderna masih efektif melawan varian Afrika Selatan (SA), meskipun respons imunnya mungkin tidak sekuat diharapkan atau berkepanjangan.

Dalam uji klinis fase 2b Afrika Selatan, di mana sebagian besar kasusnya adalah varian virus SA, vaksin Novavax menunjukkan kemanjuran 60 persen untuk pencegahan penyakit Covid-19 ringan, sedang, dan berat.

Vaksin Johnson & Johnson hanya 57 persen efektif di bagian percobaan di Afrika Selatan, di mana varian baru virus corona menyebar, dibandingkan dengan 72 persen di Amerika Serikat.

Vaksin Oxford-AstraZeneca menawarkan perlindungan "terbatas" terhadap penyakit ringan dari varian SA. Namun para ahli mengatakan vaksin itu seharusnya masih bisa melindungi dari penyakit parah.

Penemuan dan penyebaran cepat varian B.1.1.7 dan B.1.351/501Y.V2 menyoroti pentingnya data real time dan terbuka untuk melacak penyebaran SARS-CoV-2 dan menentukan intervensi kesehatan masyarakat yang tepat di masa depan dan untuk saran perjalanan.

Meski ada varian baru yang ditemukan saat ini, namun tata kelola pengendalian Covid-19 yang diterapkan tidak berubah, dan tindakan-tindakan pencegahan dan pengendalian kesehatan masyarakat tetap dilakukan secara intensif.

Jika varian baru benar-benar lebih mudah menular, hal itu dapat memperburuk kondisi di Indonesia. Terutama karena banyak rumah sakit bisa kelebihan kapasitas menampung pasien Covid-19. Karena itu memahami efek mutasi pada penularan virus, keparahan penyakit dan hasil klinis, diagnostik laboratorium, pengobatan, vaksin, dan kekebalan menjadi kian penting.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement