Kamis 18 Feb 2021 03:50 WIB

Tantangan Lacak Mutasi Virus Covid-19 di Indonesia

Mutasi virus perlu dilacak untuk mengetahui tingkat keparahan dan efektiftas vaksin.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto:

Presiden Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) Dr. Peter Bogner, mengatakan tantangan Indonesia dalam melakukan surveilans genom virus SARS CoV-2 adalah pada luasnya wilayah Nusantara dan populasi penduduk yang tinggi.

Itu menyebabkan perlunya waktu dan sumber daya besar untuk mengumpulkan data WGS yang lebih banyak dan detail yang bisa mewakili seluruh Indonesia. Sehingga masih mungkin varian baru tersebut belum terdeteksi.

Menurutnya dibutuhkan usaha bersama pemerintah untuk secara masif mengumpulkan data dengan cakupan yang lebih luas. Tidak hanya daerah metropolitan, namun ke seluruh pelosok. Itu demi mendapatkan data sampel dan gambaran geografi wilayah penyebaran Covid-19 secara baik.

GISAID adalah organisasi bank data influenza di dunia yang berinisiatif mengumpulkan semua data genom virus flu. Termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. 

Sampai 14 Februari 2021, Indonesia telah mengirimkan 416 sekuens hasil pengurutan genom menyeluruh virus SARS-CoV-2 ke GISAID. Sebanyak 392 sekuens di antaranya merupakan WGS lengkap.

Data tersebut dikumpulkan dari 27 provinsi di Indonesia. Termasuk dari provinsi dengan tingkat penularan tinggi, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menargetkan melakukan pemetaan dengan pengurutan menyeluruh atau WGS hingga 5.000 sampel klinis genom SARS CoV-2.

Pemetaan diperlukan untuk memahami distribusi pola penyebaran virus, memberikan informasi karakteristik isolat virus di tiap daerah, dan mendukung penelitian terkait pengembangan vaksin serta antivirus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement