Surveilans genom (genomic surveillance) merupakan upaya pelacakan dan pemantauan genom virus SARS-CoV-2. Ia akan memberikan informasi dalam menentukan upaya intervensi kesehatan.
Surveilans genom juga penting untuk mengetahui dan mempelajari mutasi varian baru. Apakah lebih mudah menular (transmissible) atau dapat meningkatkan keparahan penyakit.
Pemerintah saat ini telah berupaya meningkatkan pelacakan dan identifikasi genom virus SARS-CoV-2 di Tanah Air. Di antaranya lewat kolaborasi Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Kesehatan.
Untuk percepatan penyelenggaraan surveilans genom virus SARS CoV-2 sejumlah lembaga riset nasional dan perguruan tinggi Indonesia juga dilibatkan.
Di antaranya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Universitas Tanjung Pura.
Seluruh pihak diharap dapat segera meningkatkan kapasitas pengurutan genom menyeluruh. Setidaknya lima persen dari jumlah kasus positif di tiap wilayah, analisis genotipe virus corona penyebab Covid-19, membangun repository data nasional terkait virus itu, dan analisis bioinformatika hilir komprehensif.
Secara bersama, dapat membangun kapasitas untuk melakukan pengurutan genom menyeluruh, melalui pelatihan daring untuk WGS dan analisis bioinformatika. Mereka juga bisa berbagi beragam sumber daya, baik fasilitas atau peralatan maupun sumber daya manusia, untuk mengoptimalkan kegiatan WGS ke depan.
Melakukannya memang penuh tantangan. Apalagi bila tak segera, varian baru virus SARS-CoV-2 dikhawatirkan dapat mempengaruhi tingkat penyebaran, tingkat keparahan, dan juga efek pada vaksin Covid-19 yang beredar saat ini.