Rabu 17 Feb 2021 18:10 WIB

Budi Gunadi Yakin Keterisian RS Turun karena Kasus Berkurang

Budi tepis pendapat penurunan kasus Covid-19 karena menurunnya tes yang dilakukan.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau vaksinasi COVID-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2). Vaksinasi menjadi upaya pemerintah memerangi pandemi. Budi juga mengatakan saat ini sudah terjadi tren penurunan kasus Covid-19.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau vaksinasi COVID-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2). Vaksinasi menjadi upaya pemerintah memerangi pandemi. Budi juga mengatakan saat ini sudah terjadi tren penurunan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan kasus konfirmasi positif harian dan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit dalam tren penurunan sejak dua minggu terakhir. Ia memastikan kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai dilihat dari tren penurunan kasus positif Covid-19 harian, lalu dikonfirmasi dengan tren penurunan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit.

Baca Juga

"Kami double check dengan data di rumah sakit untuk memastikan penurunan kasus konfirmasi benar terjadi, atau karena jumlah tes yang turun. Kita lihat jumlah pasien di rumah sakit sudah turun secara konsisten dalam dua minggu," kata Budi.

Bahkan Menkes menyebutkan jumlah pasien baru yang datang untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit juga menurun dalam dua minggu terakhir. Budi menyebut turunnya kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di Indonesia bukan dikarenakan jumlah tes yang berkurang dari hari biasanya, melainkan memang tren kasusnya yang sudah melewati puncak dan mulai menurun.

Budi menampik pendapat dari berbagai kalangan yang mengatakan bahwa penurunan kasus Covid-19 dikarenakan menurunnya tes yang dilakukan.

Menkes menyebut penurunan jumlah tes memang selalu turun secara konsisten di saat hari libur nasional maupun di akhir pekan. Menkes mengatakan penurunan jumlah tes belakangan ini dikarenakan adanya libur panjang Hari Raya Imlek.

Sedangkan mengenai penyebab turunnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, Menkes mengungkapkan bukan dampak dari vaksinasi yang telah dilakukan. Menkes Budi menganalisa bahwa turunnya kasus dalam dua minggu terakhir dikarenakan puncak penularan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh mobilitas tinggi saat libur Natal dan tahun baru sudah terlewati.

"Setiap ada liburan panjang, mobilitas manusia tinggi maka akan terjadi kenaikan konfirmasi kasus 30 hingga 40 persen. Sehabis naik, karena virus ini dalam 14 hari akan mati dengan sendirinya, jadi kasus setelah libur natal dan tahun baru telah terlampaui, itu sudah turun," kata Budi.

Penyebab kedua, menurut Budi, adalah dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang diterapkan oleh pemerintah sejak awal Januari 2021. "Turunnya kasus konfirmasi dan turunnya perawatan di rumah sakit berdasarkan fundamental. Puncak liburan nataru sudah tercapai, PPKM yang berdampak di masyarakat sehingga mengurangi laju penularan. Dengan data ini terlihat jelas bahwa sudah ada tren penurunan kasus konfirmasi dan penurunan perawatan rumah sakit," kata Budi.

Penurunan kasus positif Covid-19 juga disebut Budi terjadi di kalangan tenaga kesehatan. Terlebih sudah 1,1 juta tenaha kesehatan yang divaksin.

"Berdasarkan data yang kami lihat, tren kasus konfirmasi di tenaga kesehatan memang menurun. Sekarang sudah lebih dari 1,1 juta orang yang divaksinasi dosis pertama, dan 500 ribu untuk vaksinasi kedua. Kita sudah melihat tren yang promising (menjanjikan)," katanya.

Namun ia tidak menyebutkan data terperinci yang menunjukkan penurunan kasus penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan. Menurut dia, kecenderungan penurunan kasus Covid-19 pada tenaga kesehatan juga belum bisa dikatakan terjadi karena vaksinasi.

Dia mengemukakan bahwa pengaruh vaksinasi pada penularan Covid-19 baru bisa dilihat setidaknya dua minggu setelah penyuntikan dosis kedua vaksin selesai dilakukan pada seluruh sasaran. Sementara itu, hingga Rabu penyuntikan dosis kedua vaksin Covid-19 baru dilakukan pada sekitar 500 ribu tenaga kesehatan. Vaksinasi pekerja sektor pelayanan publik dan warga lanjut usia juga baru dimulai Rabu dan vaksinasi pada kelompok masyarakat yang lain belum dilakukan.

Oleh karena itu, Budi mengatakan, pemerintah belum bisa menilai efektivitas vaksinasi dalam menurunkan kasus penularan Covid-19.

"Upaya vaksinasi akan kelihatan dua minggu setelah vaksinasi dosis kedua selesai. Kalau vaksinasi belum dilakukan ke masyarakat umum kita belum bisa ambil kesimpulan konklusif secara umum," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement