REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) kedua untuk vaksin Covid-19 asal Sinovac yang diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin, PT Bio Farma. Vaksin produksi Bio Farma ini akan digunakan dalam vaksinasi tahap kedua bagi para pelayan publik.
"EUA untuk vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma pada Selasa 16 Februari 2021 bisa disetujui dan mendapatkan EUA dari BPOM," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/2).
Penny menjelaskan, sebelumnya, Indonesia terlebih dahulu telah mendatangkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 Coronavac dalam bentuk jadi dari pengembang Cina, Sinovac. Vaksin itulah yang digunakan untuk imunisasi tenaga kesehatan (nakes) saat ini.
Kemudian, PT Bio Farma juga mendatangkan bulk atau bahan baku vaksin siap proses dari Sinovac sebanyak dua kali. Pertama yaitu 15 juta dosis pada 12 Januari dan 11 juta pada 2 Februari 2021. Bulk ini sudah menjalani proses produksi di PT Bio Farma.
"Meski kandungan, profil, mutu, khasiat vaksin Sinovac dari Beijing, Cina, dengan vaksin Sinovac yang diproduksi PT Bio Farma Indonesia sama, tetap diperlukan pengujian, evaluasi khusus, dan pemberian EUA yang terpisah karena adanya perbedaan tempat produksi," kata Penny.
Kemudian, dia melanjutkan, berdasarkan peraturan yang sudah diwajibkan di Indonesia mengenai EUA, produk ini perlu diregi trasikan kembali sebelum mendapatkan persetujuan penggunaan. Selanjutnya, BPOM akan melakukan evaluasi dan menguji validitas vaksin produksi Bio Farma.
Penny optimistis, dengan pemberian izin EUA, program vaksinasi terhadap tenaga kesehatan akan selesai pada bulan ini. "Alhamdulillah, nakes akan selesai Februari. Pekan ini (vaksinasi) di luar nakes, petugas publik seperti guru yang menjadi prioritas," kata Penny.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyatakan, Bio Farma telah memproduksi 15 juta vaksin Covid- 19. Selanjutnya, Bio Farma siap mendistribusikan sebanyak 7,5 juta dosis vaksin Covid-19 selama bulan ini untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi nasional.
Ia menambahkan, vaksin tersebut dapat mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan lanjut usia (lansia). Dengan didistribusikannya vaksin ini, ia berharap percepatan vaksinasi nasional dapat terjadi.
Sebagaimana diketahui, pada tahap pertama, vaksinasi ditujukan untuk tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat. Untuk tahap kedua, yang kini sudah dimulai, vaksinasi ditujukan kepada pekerja yang bertugas langsung dalam pelayanan publik di luar tenaga kesehatan.
"Targetnya sekitar 16,9 juta yang akan dilakukan program vaksinasi dan ini akan dilakukan bertahap sesuai dengan kesiapan suplai dari vaksin yang kami produksi di Bio Farma," ujarnya.
Menurut dia, terdapat tujuh jenis vaksin covid-19 yang mendapatkan persetujuan Kemenkes, yakni Bio Farma, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Novavax, Sinovac, Pfizer-Biontech, Oxford-Astra Zeneca, dan Moderna.
"Dari tujuh vaksin itu, sementara baru hanya akan produksi satu jenis vaksin yang bahan baku dari Sinovac. Untuk yang lainnya itu kita akan impor vaksin jadi dahulu karena kapasitas kita untuk produksi bahan baku dari Sinovac," ucap Honesti.