Selasa 16 Feb 2021 12:03 WIB

Plentong Reborn, Membangun Desa Wisata dari Dusun Terkubur

Pantai Plentong menjadi kawasan ekowisata berbasis ekonomi kreatif.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Obyek wisata Pantai Plengtong, Kabupaten Indramayu.
Foto:

Sejak puluhan tahun, basis ekonomi warga Desa Ujunggebang adalah pertanian dan perikanan. Namun, dengan minimnya air irigasi karena posisi wilayah berada paling ujung, musim tanam padi hanya bisa dilakukan tiga kali dalam dua tahun. Sedangkan desa tetangganya, dalam setahun bisa tiga kali tanam padi.

Kondisi tak jauh berbeda dialami nelayan di Desa Ujunggebang. Dengan alat tangkap dan perahu tradisional, aktivitas melaut hanya bisa dilakukan one day fishing, dengan area tangkap yang sempit.

Kusnato, yang kala itu baru menjabat sebagai Kepala Desa Ujunggebang pada 2015, berinisiatif untuk membersihkan pantai. Dia menggagas Gerakan Ujunggebang Bersih (GUB). Seminggu dua kali, dia menggerakkan warga terutama anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Ujunggebang Bersih.

Sampah yang berserakan di pantai, mereka kumpulkan dan angkut ke tempat pembuangan akhir. Tempat sampah khusus bagi warga juga disediakan agar mereka tak lagi membuang sampah ke pantai. Sedangkan sampah dari aliran sungai, dibelokkan ke lokasi lain sehingga tidak dibiarkan lepas ke laut.

Usaha itu tak sia-sia. Meski butuh waktu sekitar dua tahun, kondisi pantai akhirnya menjadi bersih. Pada awal 2017, pantai itu bisa digunakan sebagai lokasi kongkow yang nyaman sambil minum kopi.

Tak berhenti sampai disitu, pemdes setempat juga menggagas Kampung Bintang di dusun paling utara yang berdekatan dengan pantai. Tujuannya, agar warga merasa ikut memiliki dan merawat kebersihan pantai.

Melalui Kampung Bintang, jalan desa dihias dengan cat warna-warni. Begitu pula pagar rumah warga. Tanaman hias di pinggir jalan juga ditata rapi sehingga suasana kampung menjadi cantik dan bersih. "Warga akhirnya merasa sayang jika kampungnya kotor," tutur Kusnato.

Keberadaan Kampung Bintang semakin memotivasi pemdes untuk menjadikan pantai sebagai lokasi wisata. Mereka ingin, pantai itu menjadi titik tolak perubahan desa, dari desa berbasis pertanian dan perikanan yang terpuruk, menjadi desa wisata yang unggul. Karenanya, dari 1,7 kilometer panjang pantai, sekitar 400 meter di antaranya digarap serius menjadi objek wisata.

"Kami kemudian memberi nama Pantai Plentong, untuk mengikatkan sejarah agar anak-anak kami ingat bahwa dulu ada dusun di sana. Ini adalah Plentong Reborn," kata Kusnato.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement