Ahad 14 Feb 2021 07:35 WIB

Perayaan Imlek di Tengah Pandemi Covid-19 di Lampung

Perayaan Imlek tetap dipersiapkan baik di Lampung meski dengan prokes ketat.

Kelenteng. Ilustrasi
Foto:

Hiburan Ditiadakan

Malam puncak Imlek yang biasanya disambut riuh gembira warga sekitar serta jemaat dengan diselingi dentuman petasan dan alunan alat musik tradisional Tiongkok yang terdiri dari Tambur, Lhin dan Jik yang mengiringi lincahnya Barongsai melompati halang rintang, untuk sementara waktu ditiadakan.

Bahkan dalam ibadah puncak malam Imlek hanya dihadiri oleh Romo Pandita dan Upacarita yang berjumlah sekitar 5 orang, serta bagi perwakilan jemaat sebanyak 70 orang, umat Buddha lainnya ibadah dilakukan secara daring di rumah masing- masing.

Perayaan Imlek kali ini bukan tidak meriah namun lebih sederhana dibanding tahun lalu. Sebab warga Tionghoa juga mencoba menjaga komitmen kepada pemerintah serta masyarakat untuk tidak menimbulkan kerumunan. Menurut Viria, ini menjadi bentuk rasa kasih warga Tionghoa kepada Negara dan masyarakat.

Pengurus wihara juga telah membuat imbauan bagi jemaat untuk dapat melaksanakan ibadah secara bergantian dan dapat pula melaksanakan ibadah serta mengucapkan selamat Imlek secara daring untuk menghindari adanya penumpukan di lingkungan tempat ibadah.

Harapan

Semangat dan harapan dalam merayakan Imlek di tahun kerbau logam pun tersirat dalam wajah khusyuk warga keturunan Tionghoa di Kota Bandarlampung yang memanjatkan doa.

Di tengah peribadatan, suara imbauan "mohon bergantian dan jaga jarak" dari petugas wihara sayup terdengar untuk mengingatkan jemaat taat protokol kesehatan.

Dalam perjalanan menuju pintu keluar terlihat seorang jemaat yang telah selesai menjalankan ibadah tengah menerapkan salah satu protokol kesehatan yakni mencuci tangan tengah menceritakan doa dan harapannya di tahun kerbau logam.

Kevin salah satu jamaat mengatakan, tahun ini adalah tahun kerbau logam sehingga semua pihak harus menghilangkan semua pikiran negatif dan terus berusaha keras bergandengan tangan menghadapi pandemi. Sebab permasalahan ini tidak dapat diselesaikan sendiri.

Kevin yang mengaku tidak dapat kembali ke kampung halaman akibat pandemi Covid-19 terlihat masih menunjukkan raut gembira dan ia tak lupa membagikan ucapan selamat Imlek bagi keluarga meski hanya melalui layar telepon genggam.

Begitu pula sebagian warga Tionghoa di Bandarlampung di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menyiasati kunjungan tatap muka serta pembagian angpao kepada sanak saudara dan kolega menjadi secara virtual untuk mencegah adanya penularan Covid-19.

Bagi sejumlah warga Tionghoa di Kota Bandarlampung gemerlapnya gantungan lampion serta beragam pernak-pernik khas, dan meriahnya perayaan Hari Raya Imlek, kini bukanlah menjadi suatu keharusan. Sebab harapan serta doa yang membangkitkan semangat dalam menghadapi pandemi Covid-19 menjadi hal utama yang dicita-citakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement