Selasa 09 Feb 2021 18:08 WIB

Klaim Anies Soal Banjir Jakarta yang Cukup Terkendali

Banjir yang terjadi sejak kemarin berdampak ke 116 RT di Jakarta.

Petugas kebersihan bersama warga membersihkan endapan lumpur sisa banjir di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (9/2/2021). Banjir yang melanda permukiman warga di kawasan tersebut berangsur surut, dan warga mulai membersihkan rumah dari endapan lumpur sisa banjir.
Foto:

Hujan juga menimbulkan banjir di Bekasi. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menuturkan, banjir di wilayahnya merupakan persoalan tata ruang hulu sungai.

"Banjir di Kota Bekasi ada pada persoalan tata ruang hulu. Terus ada banjir elevasi 29 meter di atas permukaan laut sekarang ini yang terus kita cari solusinya," kata Wali Kota yang akrab disapa Pepen itu saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Selasa (9/2).

Pepen mengatakan langkah yang dapat dilakukan dalam kondisi darurat menjadi domain Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). "Kalau sementara itu darurat, kalau darurat itu harusnya juga dilakukan BBWSCC kalau kita yang lakukan tetap saja nanti kita salah," terangnya.

Dia menuturkan, banjir yang disebabkan oleh Kali Bekasi merupakan wewenang BBWSCC. Pepen menilai apabila pihak pemkot mengambil alih akan menyalahi aturan.

"Kalaupun kita ambil andil ke situ nanti kita salah itu adalah kewenangan BBWSCC itu semua dilakukan oleh mereka mau pake anggaran kita nanti kita yang disalahin," ujar dia.

"Sekarang lagi mau jalan pekerjaannya revitalisasi tahap satu dari PGP (Pondok Gede Permai) sampai dengan Bendung Bekasi, itu sudah mau jalan SPK-nya sudah ada di kementerian PUPR di 2021 ini dikerjakan," tambahnya.

Pemerintah Kota Bekasi juga menyiapkan solusi sementara untuk menghadapi banjir susulan dari hulu Kali Bekasi. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas (SDA) Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Zainal Abidin, menuturkan, pihaknya akan menyediakan 80 pompa air terutama di daerah aliran sungai (DAS).

"Kita sekarang sedang menyiagakan pompa-pompa terutama yang di daerah aliran sungai," kata Zainal.

"Sepanjang DAS kemarin terpantau lebih dari 30. Kalau ditotal ada 80-an pompa termasuk di komplek-komplek," kata dia menambahkan.

Di samping itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan balai untuk memonitor hulu kali. Sementara ini, pihak pemkot melakukan langkah-langkah secara situasional tergantung curah hujan yang turun.

"Kita situasional ya kan tergantung curah hujan juga, dibarengin dengan curah hujan tinggi di hulu dan hilir ya memang antrean cukup lama. Kemarin jam 3 sore sudah surut. Kecuali ada  yang beberapa seperti di teluk pucung, itu malam ya (surutnya)," kata dia.

Sejauh ini, di masa musim hujan pihaknya akan terus memantau komunikasi dari hulu sungai. Menurutnya, masyarakat harus terus waspada di tengah curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini.

"Kita tetap memantau komunikasi dari hulu, biasanya kita monitor terus, intinya memberikan informasi kepada masyarakat untuk tetap waspada karena kondisi topografi kan, debitnya tinggian dari hulu ya, mengerucut ke bawah," terang dia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait masih berpotensinya hujan lebat yang dapat berdampak banjir di sejumlah daerah yang berlaku sejak 9-11 Februari 2021. Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Harry T Djatmiko, mengatakan daerah yang masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada Selasa (9/2) antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan.

Serta Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua. Kondisi yang sama juga berpotensi terjadi di daerah-daerah tersebut pada 10 hingga 11 Februari kecuali Aceh dan Sumatra Utara.

Sementara wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada 9 Februari yaitu DKI Jakarta, Maluku Utara dan Papua Barat, pada 10 Februari berpotensi terjadi di Riau, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah hingga 11 Februari juga termasuk Sulawesi Selatan.

Berdasarkan potensi hujan dan hujan lebat di sejumlah daerah tersebut, perlu diwaspadai adanya dampak banjir maupun banjir bandang yang dapat berpotensi terjadi di Banten (siaga), Jawa Barat (siaga), Jawa Tengah (siaga), Jawa Timur (siaga), Aceh (waspada), Sumatera Utara (waspada), Jambi (waspada), Bengkulu (waspada), Sumatra Selatan (waspada), Lampung (waspada).

Begitu juga dengan wilayah DKI Jakarta (waspada), DI Yogyakarta (waspada), Bali (waspada), Nusa Tenggara Barat (waspada), Kalimantan Utara (waspada), Kalimantan Timur (waspada), Kalimantan Tengah (waspada), Kalimantan Selatan (waspada), Nusa Tenggara Timur (waspada), Sulawesi Tengah (waspada), Sulawesi Selatan (waspada) dan Papua (waspada).

Sebelumnya BMKG telah memprakirakan puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2021, disertai dengan fenomena La Nina dan sejumlah fenomena lainnya yang berdampak terjadinya cuaca ekstrem.

photo
Foto udara pemukiman warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cibeet dan Citarum, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021). Menurut data BPBD Kabupaten Bekasi sebanyak 12 Kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian 30 cm sampai dengan 150 cm. - (Antara/Fakhri Hermansyah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement