Senin 08 Feb 2021 22:59 WIB

Menko PMK: RT/RW Harus Jadi Informan Covid-19

Menko PMK menyebut RT/RW garda terdepan informasi dini pelacakan Covid-19

Menko PMK Muhadjir Effendy.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Menko PMK Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi menyatakan bahwa keberadaan Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) saat ini harus menjadi informan terkait COVID-19.

"RT/RW merupakan garda paling depan untuk informasi dini terkait 'tracing' (pelacakan) bagi warga yang positif COVID-19, baik bergejala maupun tidak, karena RT/RW lah yang paling tahu kondisi lingkungan dan masyarakatnya," kata Muhadjir Effendi dalam Webinar bersama Kepala Daerah dan pengurus PWI Malang Raya dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN), Senin (8/2).

Ia mengatakan keberadaan RT/RW sangat penting sebagai informan, sebab para tracer butuh informasi dari orang terdekat. "Tidak hanya di asrama atau pondok pesantren (Ponpes) saja yang dikarantina jika ada santri yang positif, di lingkungan RT pun juga harus demikian, segera karantina. Kalau tidak begitu, tidak akan habis-habis pandemik ini," ucap-nya.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya kini juga tengah menggerakkan basis-basis mikro, termasuk pendekatan mikro. "Tugas dan fokus kita sekarang tidak boleh mengabaikan salah satu dari dua hal penting, yakni menuntaskan kasus COVID-19 atau memulihkan perekonomian kita," ujarnya.

Menurut Muhadjir, dari dua pilihan tersebut, keduanya harus berjalan beriringan dan ada keseimbangan, baik kesehatan masyarakat maupun pemulihan ekonomi. "Kondisi perekonomian kita di ASEAN termasuk yang terbaik, sehingga keseimbangan keduanya harus dijaga, jangan sampai salah satunya kolaps," tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.

Menyinggung vaksinasi bagi lanjut usia (lansia) atau usia di atas 60 tahun, Muhadjir mengatakan Vaksin Sinovac yang sudah digunakan untuk vaksinasi para tenaga kesehatan dan sejumlah pejabat publik itu aman dan tidak masalah.

"Sebenarnya bisa digunakan sejak awal, namun kami masih ragu karena saat uji klinis, sampel usia yang kita ambil 18-59 tahun. Di Brazil dan Turki, para lansia juga disuntik vaksin yang sama dengan kita, yakni Vaksin Sinovac," katanya.

Menurut Muhadjir, vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi bagi masyarakat umum, termasuk usia di atas 60 tahun kemungkinan jenis AstraZeneca-Novavax. "Mungkin akhir April baru bisa dimulai dan para jurnalis kalau bisa mendapat prioritas sebagai kategori pelayan publik bersama PNS, TNI dan Polri," tukas-nya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement