REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mempertanyakan efektivitas program Sekolah Penggerak yang baru saja diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). FSGI menduga program tersebut bakal sulit berjalan sesuai target.
Sekjen FSGI Heru Purnomo menilai Sekolah Penggerak perlu penjabaran yang lebih rinci dalam pelaksanaannya. Sebab program itu berpotensi beririsan dengan program Kemendikbud lain seperti Organisasi Penggerak dan Guru Penggerak.
"Kami lihat belum bisa maksimal karena ini perlu penjabaran lebih jauh untuk mencapai tujuannya," kata Heru pada Republika, Sabtu (6/2).
Heru menyatakan FSGI pada prinsipnya mendukung segala kebijakan yang bermanfaat pada dunia pendidikan. FSGI mengingatkan Kemendikbud supaya lebih cermat dalam menjalankan Sekolah Penggerak.
"Sekolah Penggerak itu pemikiran transformatif untuk mengubah pembelajaran yang pada saat ini belum bergerak menjadi ke arah lebih baik," ujar Heru.
"Menurut mas Menteri (Nadiem Makarim) dalam Sekolah Penggerak, sekolah dapat maju tergantung dari guru dan kepemimpinan kepala sekolahnya untuk fokus pada pembelajaran secara holistik," lanjut Heru.
Heru menekankan kepala sekolah hanya satu dari empat komponen yang perlu diperbaiki guna memajukan pendidikan yaitu Guru, Kepala Sekolah, Anggaran dan Sarana & Prasarana. Bila keempat komponen itu diperhatikan maka pengembangan pembelajaran siswa ikut membaik.
"Hambatan banyak, tapi ini terobosan yang harus didukung agar sekolah jadi lebih baik. Harus tetap dilaksanakan," ucap Heru.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan, program sekolah penggerak bukan sekolah unggulan. Program sekolah penggerak ini ditargetkan bisa dilakukan di seluruh sekolah Indonesia.
Nadiem mengatakan, transformasi yang dilakukan pada sekolah yang terpilih dilakukan secara holistik. Mulai dari transformasi pada pelatihan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah hingga perubahan paradigma pembelajaran.
Nadiem menjelaskan, sekolah yang dibimbing menjadi sekolah penggerak harus fokus pada penguatan kompetensi siswa bukan sekedar pemberian informasi. Selain itu, asesmen nantinya akan dilakukan pada sekolah penggerak tersebut sehingga jika ada hal yang perlu diperbaiki bisa segera diketahui.