Rabu 03 Feb 2021 14:29 WIB

Cegah Covid-19, Dosen Nusa Mandiri Rancang Sensor Jaga Jarak

Alat ini cocok diterapkan di  fasilitas dan tempat umum.

Untuk mencegah  penyebaran virus Covid-19, dosen STMIK Nusa Mandiri merancang alat sensor penjaga jarak.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, dosen STMIK Nusa Mandiri merancang alat sensor penjaga jarak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencegahan penyebaran virus Covid-19 dapat dilakukan dengan menerapkan 3M+1T, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak berkerumun. 

Menjaga jarak saat pandemi, dapat menghindari penularan virus Covid-19. Namun kesadaran untuk menjaga jarak atau menerapkan physical distancing bagi warga sangatlah minim. Bahkan  hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 27 persen  warga belum menerapkan jaga jarak. Hal ini juga ditambah dengan fasilitas dan tempat umum yang tidak menerapkan physical distancing. 

Guna mengatasi hal itu, dosen Kampus Nusa Mandiri menciptakan alat pengatur jarak dengan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler. Eko Setia Budi, Raden Bagus Dimas Putra, dan Abdul Rahman membuat sebuah alat yang dapat mengeluarkan suara apabila seseorang melewati batas jaga jarak.

“Alat ini cocok diterapkan di fasilitas dan tempat umum, di  mana kesadaran dalam menjaga jarak sangat kurang. Walaupun telah diberi garis pembatas untuk menerapkan jaga jarak, tetap saja diacuhkan oleh masyarakat,” kata Eko, Selasa (2/2). 

Eko selaku ketua tim penelitian menjelaskan, alatnya ini diterapkan pada garis-garis pembatas physical distancing yakni berjarak 1 atau 2 meter. Apabila seseorang melanggar batas yang sudah ditentukan, maka sensor akan mengeluarkan gelombang suara. 

“Cara kerja alat ini adalah menerapkan 2 gelombang sensor ultrasonik yakni TX dan RX, yang berfungsi memancarkan gelombang suara dan menerima gelombang suara. Gelombang suara yang diterima oleh sensor RX, akan langsung diproses oleh mikrokontroler,” jelas Eko dalam keterangan pers, Selasa (2/2).

Mikrokontroler akan memproses suara yang diterima dengan menghasilkan nyala lampu LED merah sebagai indikator yang langsung diikutin dengan himbauan agar orang-orang tidak melanggar jarak yang telah ditentukan melalui speaker. 

“Suara yang dikeluarkan dari speaker adalah ‘Mohon Jaga Jarak Anda’.  Suara ini akan terus berbunyi hingga alat dinonaktifkan. Jadi, orang-orang akan langsung sadar, ketika ada suara tersebut,” imbuhnya. 

Eko mengklaim bahwa alat ini telah diterapkan di museum dan sangat efektif membantu pihak keamanan untuk mendeteksi pengunjung yang mendekati objek dilindungi. 

“Semoga dengan dibuatnya alat ini dapat menambah kesadaran masyarakat dalam menerapkan physical distancing atau menjaga jarak, sehingga semakin mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19” tutup Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement