Selasa 02 Feb 2021 16:40 WIB

Bencok, ‘Pak Haji’, dan 2 Jenderal di Skandal Asabri

Dua dari delapan tersangka Asabri adalah jenderal purnawirawan TNI-AD.

Mantan Dirut PT ASABRI Mayjen (Purn) Adam Rachmat Damiri
Foto:

Manipulasi tersebut, dilakukan atas dasar kesepakatan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Adam bersama Benny, dan Sonny dengan Heru. “Pengendalian transaksi serta investasi Asabri tersebut, didasarkan atas kesepakatan dengan direksi-direksi Asabri yang memberikan keuntungan terhadap LP, BT, dan HH, yang  merugikan keuangan negara, dan PT Asabri,” terang Ebenezer.

Adam, saat Republika temui usai pemeriksaan kedua di Gedung Jampidsus, Kamis (26/1) lalu, pernah mengakui, dirinya memang memutuskan, agar Asabri bekerja sama dengan Benny. “Di masa saya (memimpin (Asabri), pernah menanam investasi ke MYRX,” kata Adam. 

Dia menerangkan, kerjas ama tersebut terjadi pada 2014. Dengan transaksi pengalihan dana Asabri ke instrumen saham MYRX, dan reksa dana yang dikelola oleh Benny pada perusahaannya. 

Adam, mengaku lupa besaran nilai investasi tersebut. Akan tetapi, kata dia, penanaman investasi Asabri ke MYRX dan grup Hanson Tbk tersebut, mendapatkan keuntungan. 

“Saya lupa kalau itu (besaran investasi ke MYRX). Yang jelas tidak merugi. Karena waktu itu, saya beli LQ-45. Kalau rugi, saya pasti dipanggil. Tetapi saya tidak pernah dipanggil,” kata Adam. LQ-45, adalah daftar jajaran emiten-emiten top di bursa saham Indonesia.

Sementara Sonny, saat dibawa ke tahanan, Senin (1/2) lewat pengacaranya, Ferry Juan, pun mengakui, pernah menyetujui perpanjangan transaksi investasi saham dan reksa dana yang dilakukan Adam saat memimpin Asabri. “Yang dilakukan oleh klien kami, Pak Sonny, hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan direksi Asabri sebelum beliau menjadi direktur utama,” kata Ferry Juan, di Kejakgung. 

Kata Ferry Juan, ada tiga transaksi besar penanaman investasi saham dan reksa dana yang dilakukan Sonny saat memimpin Asabri. “Ada tiga yang ditandatangani Pak Sonny waktu itu, yaitu dengan Benny Tjokro dan Heru Hidayat. Itu yang MYRX, dan TRAM, satu lagi saya lupa,” terang Juan. 

 

Akan tetapi, Ferry meyakinkan, Sonny, sebagai dirut pada saat itu hanya melanjutkan kebijakan direksi Asabri sebelumnya, yang sudah menanamkan investasi Asabri ke emiten-emiten bermasalah tersebut. “Jadi Pak Sonny, hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan direksi sebelumnya. Karena di masa direktur sebelumnya (Adam), sudah ada investasi itu,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement