Selasa 02 Feb 2021 11:01 WIB

Mahfud: 'Kudeta' Partai Besar Sulit Dipercaya

Menurut Mahfud, jabatannya tidak laku untuk memberi restu terhadap upaya tersebut.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Menko Polhukam Mahfud MD.
Foto:

AHY selaku ketua umum Partai Demokrat mengaku ada pihak yang berupaya mengancam kedaulatan partainya. AHY menuturkan, muncul manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader yang melibatkan pihak eksternal untuk mengambil alih kepemimpinan partai. Menurut AHY, gerakan ini dilakukan secara sistematis. 

Putra sulung presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), itu mengeklaim, ada pihak eksternal partai yang terlibat dalam manuver ini. AHY mengaku, berdasarkan kesaksian dan testimoni pihak internal Demokrat, gerakan tersebut melibatkan pejabat penting pemerintahan. 

Bahkan, AHY menyebut secara fungsional ada yang berada di lingkaran kekuasaan terdekat Presiden Joko Widodo. Ia menambahkan, gerakan tersebut juga telah mendapat dukungan dari pejabat penting dan menteri. 

Di sisi lain, Moeldoko mengingatkan agar AHY tak membawa dan menyangkut-pautkan masalah ini dengan Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, Presiden Jokowi tak mengetahui apapun terkait masalah yang ditudingkan AHY.

Ia pun menegaskan, masalah ini menjadi urusannya di luar jabatannya sebagai kepala staf kepresidenan. “Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi, itu urusan saya Moeldoko bukan selaku KSP,” ujar Moeldoko. 

Moeldoko menduga tudingan yang disampaikan AHY berasal dari sejumlah foto dari para tamunya saat berkunjung ke kediamannya. Ia kemudian memberikan saran kepada AHY agar menjadi seorang pemimpin yang kuat dan tak baperan menanggapi berbagai isu. “Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement