Jumat 29 Jan 2021 19:56 WIB

Puluhan Santri Garut Positif Covid, Ini Penjelasan Dinkes

Uji usap baru dilakukan kepada santri yang bergejala.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto:

Menurut dia, dinas kesehatan hanya bertugas melakukan tracing, testing, treatment (3T/penelusuran, pengetesan, dan penangan). "Yang lebih berperan dalam antisipasi itu adalah satgas," kata dia.

Sebelumnya, Camat Bungbulang, Caca Rifai mengatakan, 19 kasus baru di wilayahnya mayoritas berasal dari lingkungan pondok pesantren. Sebanyak enam kasus dari Pesantren Rajawali, 11 kasus dari Pesantren Liunggunung, dan dua kasus dari masyarakat biasa.

"Jadi jumlah dari Bungbulang yang terkonfirmasi positif kamarin itu 19 orang," kata dia saat dihubungi Republika.co.id Jumat (29/1).

Sebelumnya, di Pesantren Rajawali telah terdapat 42 santri yang terkonfirmasi positif. Dengan penambahan kasus yang terjadi pada Kamis kemarin, total santri di pesantren itu yang terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 48 orang. Sementara dari Pesantren Liunggunung, 11 orang yang terkonfirmasi positif meruoakan santri.

Caca menyebutkan, saat ini terdapat dua pesantren di Kecamatan Bungbulang yang menjadi klaster penyebaran Covid-19. Total santri yang terkonfirmasi dari dua pesantren di kecamatan itu sebanyak 59 orang.

Menurut dia, seluruh santri yang terkonfirmasi positif berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG). Seluruh santri itu tah dibawa ke Rumah Sakit Medina untuk menjalani isolasi. Sementara santri yang negatif menjalani karantina di pesantren masing-masing.

"Kegiatan di dua pesantren itu dihentikan sementara," kata dia.

Kemunculan klaster pesantren di Kabupaten Garut kali ini bukan yang kali pertama. Berdasarkan catatan Republika, sudah terdapat sejumlah pesantren di Kabupaten Garut yang menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Leli mengatakan, penyebaran klaster pesantren sebenarnya dapat diantisipasi sejak awal, jika pengurus pesantren taat aturan yang dibuat pemerintah terkait kegiatan di pesantren selama pandemi masih terjadi. Munculnya banyak klaster pesantren saat ini merupakan buah dari ketidaktaatan atas aturan yang ada.

"Sejak awal, semua santri yang masuk kan dites dulu. Kalau semua santri tetap di pesantren, tak keluar masuk, kan tidak akan ada yan tertular. Tapi kenyataannya kan sekarang kegiatan sudah berjalan masih asa yang keluar masuk," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement