Selasa 26 Jan 2021 14:49 WIB

Opini Siswi Non-Muslim SMKN 2 Kenakan Jilbab di Sekolah

Republika mewawancarai beberapa siswi non-Muslim SMKN 2 Padang soal aturan jilbab.

SMK Negeri 2 Padang saat ini sedang jadi sorotan karena pro-kontra aturan siswi memakai jilbab yang kemudian viral di media sosial. (ilustrasi)
Foto:

Mantan Wali Kota Padang periode 2004-2014 Fauzi Bahar menjelaskan beberapa alasan dirinya mengeluarkan aturan mengenakan jilbab bagi siswi di Kota Padang saat ia masih menjabat. Fauzi mengeluarkan aturan siswi harus memakai baju kurung, rok panjang dan mengenakan jilbab pada 2005 lalu.

Tujuan utama, menurut Fauzi adalah untuk mencerminkan identitas perempuan minang yang menutup aurat. Fauzi ingin dunia pendidikan di Padang khususnya dan Sumbar pada umumnya mencerminkan jati diri Sumbar yang kental dengan nuansa Islami.

"Menutup kepala, memakai kerudung dan jilbab itu kebudayaan Minangkabau. Kami ingin institusi dunia pendidikan berbusana muslim agar itu menjadi cermin dari Sumatera Barat," kata Fauzi, Ahad (24/1).

Kemudian, alasan lain menurut Fauzi untuk menghindarkan pelajar perempuan dari aksi kejahatan. Dengan berpakaian menutup aurat peluang siswi menjadi korban kejahatan seksual menjadi terminimalkan.

Alasan tidak kalah penting lanjut Fauzi dari penerapan memakai jilbab adalah untuk mempersempit jurang pemisah antara murid anak orang kaya dengan anak orang miskin. Dulu sebelum sekolah menerapkan aturan berjilbab, menurut Fauzi, sangat terlihat perbedaan aksesoris anak orang kaya dengan anak orang miskin dari perhiasan yang dikenakan. Seperti gelang, kalung dan anting.

"Kan tidak semua orang tua mampu membelikan anak-anaknya anting emas dan perhiasan lainnya. Ketika semua sudah berjilbab, jurang pemisah itu jadi makin dipersempit," ujar Fauzi.

Fauzi menegaskan ,aturan yang ia buat tidak pernah memaksa siswi non-Muslim juga harus memakai jilbab. Untuk siswi non-Muslim menggunakan jilbab hanya bersifat imbauan. Tetapi pada kenyataannya mayoritas siswi non-muslim di sekolah negeri di Kota Padang menggunakan jilbab karena tidak ingin ada perbedaan mencolok dari teman-temannya yang lain.

"Mungkin maksud kepala sekolah meminta siswi non-Muslim juga memakai jilbab agar menghindari bully-an sesama teman karena mengenakan seragam berbeda dari murid-murid yang lain," kata Fauzi menambahkan.

Fauzi mengatakan persoalan aturan memakai jilbab di SMK N 2 Padang yang belakangan menjadi sorotan disebabkan adanya miskomunikasi antara pihak guru dan wali murid. Aturan yang dikeluarkan Fauzi pada 2005 lalu kewajiban memakai seragam berjilbab hanya untuk siswi Muslim. Bagi yang non-Muslim hanya bersifat imbauan atau menyesuaikan.

"Kewajiban memakai jilbab itu hanya untuk siswi non-Muslim. Bagi anak-anak kami yang non-Muslim hanya bersifat imbauan. Terkait masalah yang sekarang terjadi, hanya karena ada miskomunikasi antara guru, kepala sekolah dengan wali murid," kata Fauzi, Ahad (24/1).

In Picture: Yuk, Berjilbab Syar'i

photo
Komunitas Islam yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Jilbab (ilustrasi) - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement