REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Meski menghadapi berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang disebut mampu menjaga kinerja dalam mengelola anggaran pembangunan di di daerahnya.
Berdasarkan capaian realisasi fisik anggaran pembangunan Kota Semarang tahun 2020, Pemkot Semarang mampu merealisasikan sebesar 97,93 persen. Angka tersebut mengalami peningkatan 4,22 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 93,71 persen.
Dalam hal serapan anggaran pembangunan, Pemerintah Kota Semarang juga mampu menjaga tren positif yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Di mana serapan anggaran oleh Pemkot Semarang mencapai 93,1 persen atau lebih tinggi dari tahun 2019 di angka 92,29 persen.
Terkait capaian tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengapresiasi jajarannya yang telah berupaya melakukan berbagai penyesuaian dalam memanfaatkan anggaran untuk kepentingan masyarakat, namun hasilnya tetap optimal.“Kami di jajaran Pemkot Semarang, berupaya untuk menjaga konsistensi kendati situasi sulit akibat pandemi. Sehingga semuanya bisa terwujud terwujud di Kota Semarang,” katanya, Kamis (21/1).
Orang nomor atu di Kota Semarang ini juga mengapresiasi sekaligus berterima kasih kepada seluruh jajarannya yang terus berupaya memaksimalkan tanggungjawabnya, meski dihadapkan pada tantangan yang luar biasa.
Sehingga –meski memasuki tahun 2021 ini masih dihadapkan pada situasi pandemi yang belum berakhir—wali kota tetap optimistis kepada jajarannya. “Sehingga Pemkot Semarang tetap mampu memberikan yang terbaik kepada warga Kota Semarang,” lanjutnya.
Perihal berbagai tantangan pembangunan di masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 juga diamini oleh Asisten Administrasi Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Semarang, Widoyono.
Setidaknya, jelas Widoyono, ada beberapa tantangan terbesar di sektor keuangan yang harus dihadapi akibat dampak pandemi, yakni penurunan pendapatan APBD dan refocussing anggaran 2020 bagi penanganan Covid-19.
Sebab hampir di semua anggaran berfokus pada penanganan Covid-19. “Berbagai anggaran pembangunan infrastruktur terpaksa harus dialihkan pada penanganan pasien dan pencegahan Covid-19 serta penyiapan SDM maupun sarana prasarana kesehatan.
Namun, hal tersebut tidak berarti kinerja jajaran Pemkot Semarang harus melambat. “Paling tidak bias dilihat dari capaian dan serapan anggaran untuk pembangunan fisik di Kota Semarang,” ungkapnya.
Widoyono juga menyampaikan, dalam menjaga capaian dan kinerja Pemkot Semarang, setiap bulan rutin dilaksanakan Rapat Koordinasi Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA) yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Semarang.
Sehingga, ketika penyelenggaraan pemerintahan harus menyesuaikan dengan kebiasaan baru Covid-19, semuanya tetap bisa maksimal.“Meski dengan sistem kerja work from home (WFH), rapat online dan berbagai kegiatan adaptif di masa pandemi, namun hal tersebut tak mengurangi capaian kinerja dan pembangunan yang dilakukan jajaran di Pemkot Semarang,” tegasnya.// n bowo pribadi