Kamis 21 Jan 2021 15:54 WIB

Donald Trump dan Joe Biden: Pelajaran dari Demokrasi Amerika

Belajar demokrasi dari Joe Biden dan Donald Trump

 Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden, berkendara di dekat Gedung Putih selama Pengawalan Presiden ke Gedung Putih, Rabu (20/1/2021)  di Washington.
Foto:

Namun sekaligus Presiden juga harus segera memenangkan perang terhadap virus Corona dengan segera melakukan vaksinasi terhadap seluruh penduduk Amerika. Dia juga harus menjaga supaya ekonomi tetap kuat karena bila Amerika batuk berat dunia bisa sakit.

Di hari pertama, meskipun posisi Kabinet masih banyak kosong Presiden Biden akan mengumumkan Executive Order yang mengubah semua keputusan Trump.

Saya catat beberapa yang penting: USA akan kembali mendukung Paris Accord tentang perobahan iklim, kembali lagi menjadi anggota WHO, mengembalikan hubungan baik dengan dunia Islam, lebih mengutamakan kerjasama multilateral tidak lagi bilateral dan juga sistem bantuan kesehatan USA yang populer disebut Obama Care.

Pukul 23.48 Presiden disumpah dengan injil keluarga. Pukul 11.52 Presiden Biden mulai pidatonya. “Democracy is precious, democracy is fragile but now democracy prevails” (“Demokrasi itu berharga, demokrasi itu rapuh tapi sekarang demokrasi menang”).

Syukurlah semua acara pelantikan berjalan lancar dalam damai. God Bless America.

Satu tahun sebelum Reformasi saya menulis bahwa Indonesia dapat belajar dari Amerika ‘tradisi demokrasi dengan munculnya tradisi grass-roots serta lebih diperhatikannya hak asasi manusia.

Keterbukaan pada persaingan antara manusia dan generosity dari penduduk Amerika perlu juga diperhatikan. Namun ada  pula pengaruh negatifnya yaitu dapat munculnya kapitalisme tanpa batas dan ideologi untuk terus memperbesar kue ekonomi tanpa imbangan kewajiban untuk membagi kue  buat orang-orang yang miskin”.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement