Kamis 21 Jan 2021 15:54 WIB

Donald Trump dan Joe Biden: Pelajaran dari Demokrasi Amerika

Belajar demokrasi dari Joe Biden dan Donald Trump

 Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden, berkendara di dekat Gedung Putih selama Pengawalan Presiden ke Gedung Putih, Rabu (20/1/2021)  di Washington.
Foto:

Saya menyimak di CNN pidato terakhirnya di pangkalan udara militer Andrews yang dihadiri oleh anggota keluarga dan beberapa pendukungnya  tanpa Wakil Presiden Mike Pence. Semuanya tidak memakai masker.

Pidato Trump menyebutkan keberhasilannya sebagai Presiden selama empat tahun. Di bidang ekonomi, dalam membuat vaksin, memperkuat ekonomi dan militer. Melupakan kritik akan caranya yang kasar dalam diplomasi dan ‘berbagai ancaman dan kebohongan’.

Donald Trump tercatat dalam sejarah Amerika sebagai Presiden pertama yang mengalami impeachment dua kali sehingga ia tidak mungkin menurut undang-undang mencalonkan kembali sebagai Presiden untuk ke dua kalinya.

Bahkan terbuka kemungkinan mantan Presiden ini akan diadili bila ada bukti yang kuat bahwa penggerak kekerasan yang disebut sebagai ‘domestik terroris’ di Amerika Serikat adalah Presiden Trump sendiri. Senat akan segera bersidang memanggilnya setelah pelantikan Presiden.

Presiden baru memilih Lady Gaga untuk menyanyikan Lagu Kebangsaaan Amerika. Sebelum pelantikan ia  bersama First Lady dan para politikus secara bi-partisan bersama berdo’a di Katedral St.Mathew, Washington. Pada pelantikannya datang mantan Presiden Obama, Clinton dan Bush.

Begitu juga para musuh-musuh politiknya yang sampai sebelum Biden dinyatakan terpilih sebagai Presiden AS mereka masih menyerangnya. Termasuk Wakil Presiden Mike Pence yang diminta untuk digantung oleh penyerbu Capitol. 

Demokrasi Amerika memungkinkan dua kubu yang bermusuhan secara politik bisa segera berkomunikasi lagi secara publik.

Presiden Biden mempunyai tugas berat sekali untuk menyembuhkan luka-luka akibat perpecahan bangsa Amerika yang makin dalam di bawah Trump. Sungguh suatu masa yang penuh ketegangan dan konflik besar.

Tidak heran dalam pidatonya bertema Call of Unity Biden sering menyebutkan pentingnya rekonsiliasi dan persatuan nasional. Sebagai seorang politikus kawakan yang lama menjadi anggota Parlemen dan delapan tahun sebagai Wakil Presiden mendampingi Obama beliau memiliki modal yang besar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement