REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan karakter. Ia khawatir jika PJJ yang dilakukan selama hampir satu tahun ini bukan hanya menimbulkan learning lost namun character lost.
"Ketika kita berbicara PJJ, maka ada dampak learning lost. Tapi, saya lebih concern terhadap character lost," kata Dede, dalam Raker Komisi X DPR RI bersama Kemendikbud, Rabu (20/1).
Ia menilai, anak-anak gampang merasa emosional dan tertekan dengan kondisi yang ada. Bahkan, ada juga anak yang karena tertekan kemudian justru meninggalkan kewajibannya sebagai seorang murid.
Menurut politisi fraksi Partai Demokrat ini, perlu dipikirkan sebuah sikap pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar. "Karena guru-guru kita juga tidak terlalu memahami apa yang harus diajarkan," kata dia menambahkan.
Berdasarkan pengamatannya, generasi muda cenderung gampang melepas hal yang tidak ia sukai. Misalnya, generasi milenial yang cenderung memilih untuk keluar jika tidak suka dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak boleh terlepas dari perhatian dalam pembelajaran selama pandemi.
Dede mengusulkan agar kegiatan ekstrakurikuler bisa dilakukan. Selama pandemi, seluruh bentuk kegiatan ekstrakurikuler dihentikan sehingga tidak ada aktivitas di luar pembelajaran sekolah.
Ekstrakurikuler seperti pramuka, menurutnya bisa dilakukan karena dilaksanakan di alam terbuka. Selain itu, ekstrakurikuler juga bisa dilakukan secara terbatas sehingga tidak menimbulkan terlalu banyak siswa berkerumun.
"Jadi, dalam konteks ini saya meminta agar masalah pendidikan karakter ini jangan lepas," kata dia menegaskan.