Selasa 19 Jan 2021 23:19 WIB

ACT Kirim 10 Truk Bahan Pangan untuk Korban Gempa Sulbar

10 truk bahan pangan miliki muatan 70 ton dikirim ke desa yang belum mendapat bantuan

Awal 2021, Indonesia dihadang bencana di berbagai daerah seperti gempa bumi di Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan Selatan, Manado, dan beberapa wilayah di Pulau Jawa, erupsi Gunung Semeru, serta ancaman virus corona (Covid-19) yang masih merebak.   Situasi ini memberikan tekanan bagi masyarakat Indonesia yang terdampak bencana. Merespons kejadian yang seolah datang bertubi-tubi, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak seluruh masyarakat untuk bahu-membahu membantu dengan memberikan solusi nyata.
Foto: istimewa
Awal 2021, Indonesia dihadang bencana di berbagai daerah seperti gempa bumi di Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan Selatan, Manado, dan beberapa wilayah di Pulau Jawa, erupsi Gunung Semeru, serta ancaman virus corona (Covid-19) yang masih merebak. Situasi ini memberikan tekanan bagi masyarakat Indonesia yang terdampak bencana. Merespons kejadian yang seolah datang bertubi-tubi, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak seluruh masyarakat untuk bahu-membahu membantu dengan memberikan solusi nyata.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirim 10 truk berisi bahan pangan dengan muatan 70 ton untuk membantu kebutuhan korban gempa di Sulawesi Barat.

Truk itu berangkat dari Kantor Cabang ACT Sulsel di Kota Makassar menuju ke lokasi bencana di Majene dan Mamuju, Sulbar, Selasa (19/1). Kepala Program ACT Sulsel Firman di Makassar, mengatakan setiap truk berisi kebutuhan logistik yang sangat dibutuhkan para pengungsi atau penyintas bencana di Sulbar.

Bantuan yang dikirim sesuai informasi dari tim Emergency Respon ACT yang berada di lokasi bencana, bahwa saat ini warga terdampak mengalami kesulitan bahan pangan untuk bertahan di lokasi pengungsian.

“Mengingat toko dan pasar pun belum banyak yang buka, ekonomi masih belum pulih. Bantuan prioritas yang kami kirimkan ini berupa beras, minyak, air minum dan gula," ujarnya.

Firman mengatakan bantuan tahap pertama ini diharapkan dapat meringankan beban para penyintas bencana gempa Sulbar, mengingat adanya wilayah yang tidak terjangkau bantuan karena hanya terpusat di Kota Mamuju saja sehingga tidak sampai ke pelosok.

Beberapa waktu lalu, ungkap Firman, tim ACT melakukan penelusuran hingga ke pelosok. Didapatkan pengungsi yang berada di perbukitan wilayah Desa Mekkatta Selatan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat tidak mendapatkan bantuan. Padahal, terdapat sekitar 100 jiwa berada di tenda pengungsian menunggu uluran tangan yang sampai saat ini belum ada.

"Nantinya bantuan ini akan disimpan di Posko Induk ACT yang ada di Mamuju, kemudian didistribusikan ke titik pengungsian yang sebelumnya telah di assestment oleh tim kami, sehingga bantuan ini akan lebih tepat sasaran,” ungkapnya.

Tim ACT mencatat terdapat 56 orang meninggal, 826 orang luka-luka, sekira 15.000 jiwa mengungsi. Sementara bangunan rusak yakni 300 rumah, dua pelabuhan, dua fasilitas kesehatan, dua hotel, dua minimarket dan dua kantor pemerintahan dan tiga jalan longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement