Senin 18 Jan 2021 20:35 WIB

Empat Faktor Penyebab Kasus Covid-19 di Jakarta Masih Tinggi

Sepekan pemberlakukan PPKM, angka penularan kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi.

Sejumlah petugas memasukan peti jenazah pasien Covid-19 ke liang lahat di TPU Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta, Jumat (15/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Srengseng Sawah karena Taman Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19 telah penuh. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Kondisi gawatnya penularan kasus Covid-19 di DKI Jakarta tergambar dari tingkat keterisian (BOR) rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di wilayah Ibu Kota. BOR RS rujukan Covid-19 di DKI Jakarta saat ini berada di angka 80 persen bersama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di zona 1.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir mengatakan, BOR tempat tidur di Rumah Sakit rujukan Covid-19 nasional di Rumah Sakit vertikal jajaran Kemenkes masih 66 persen hingga per Sabtu (16/1). Adapun, kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 secara nasional sebanyak 79.682.

"Kemudian secara provinsi, ada DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang kapasitas tidur atau BOR nya diatas 80 persen atau zona 1," katanya saat dihubungi Republika, Senin (18/1).

Rinciannya, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta sebanyak 22.371, kasus dirawat 13.308, kapasitas tempat tidur sebanyak 16.043 dan BOR 83,14 persen.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia G Partakusuma pada Ahad (17/1) mengatakan, BOR di RS rujukan Covid-19 di DKI Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi. Angka rata-rata nasional BOR saat ini adalah 65 persen.

"Kami sudah sangat kewalahan menghadapi lonjakan pasien ini, terutama ruang ICU di beberapa provinsi, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan," ujar Lia saat dihubungi Republika, Ahad (17/1).

Tingkat keterisian keterisian tempat tidur Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat saat ini bahkan mencapai 82,73 persen. Kini tersisa 1.035 tempat tidur (bed) yang bisa menjadi tempat perawatan pasien yang terinfeksi virus ini.

Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono mengaku, pihaknya telah mendapatkan peringatan bahwa dua pekan setelah liburan akhir tahun beberapa waltu lalu akan terjadi lonjakan kasus Covid-19.

"Ternyata memang betul, setelah dua pekan kemudian terjadi kenaikan peningkatan kasus Covid-19. Waktu itu tingkat hunian masih 50-60 persen tetapi saat ini menjadi 82,73 persen, jadi melonjak sekitar 20 persen," ujar Tugas, Senin (18/1).

Tugas memerinci, jumlah pasien yang dirawat di RSD Covid-19 Wisma Atlet saat ini yaitu 4.959 orang. Padahal, tempat tidur yang pihaknya siapkan sebanyak 5.994. Artinya, dia melanjutkan, tinggal 1.035 tempat tidur yang tersedia.

Terbatasnya tempat tidur membuat RSD Covid-18 Wisma Atlet mengubah kebijakan yaitu fokus untuk merawat pasien yang bergejala sedang. Sedangkan, pasien tanpa gejala diarahkan ke tower 8 dan 9 yang ada di Pademangan, Jakarta Utara.

"Jadi, Wisma Atlet Kemayoran khusus untuk yang bergejala, sementara yang tanpa gejala atau ringan di tower 8 dan 9 di Pademangan. Sedangkan pasien yang bergejala berat disiapkan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta," ujarnya.

 

photo
Indonesia sumbang 0,89 persen kasus Covid-19 di dunia - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement