REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Hasanuddin (Unhas), Palang Merah Indonesia (PMI) dan stakeholder lain menurunkan Tim Medis Siaga Bencana ke Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) usai dihantam gempa bumi. Tim kedua dipimpin mantan Rektor Unhas Idrus Paturusi, Sabtu (16/1) menyusul tim pendahuluan yang diturunkan pada 14 Januari 2021.
Prof Idrus menjelaskan setelah tiba di lokasi, dia dan Tim Siaga Bencana langsung meninjau Rumah Sakit Umum Daerah. Idrus mendapati kondisi Rumah Sakit relatif besar, namun rusak di beberapa tempat.
Tim Medis Siaga Bencana mempersiapkan kemungkinan melakukan operasi dan pengobatan pasien korban bencana. Idrus menemukan banyak pasien mengalami patah tulang yang perlu penanganan mendesak. Tim medis dari Makassar juga membawa peralatan medis, termasuk genset untuk suplai listrik.
"Dalam dua hari, saya dan tim telah mengoperasi 24 pasien patah tulang. Hari ini rencananya ada enam pasien lagi," ujar Idrus alam keterangan resmi yang diterima Republika pada Senin (18/1).
Bangunan RSUD Mamuju memang besar, tapi kondisinya sangat terbatas. Akibatnya, Idrus mengatakan, pasien pascaoperasi terpaksa ditempatkan di lobby dan lorong rumah sakit," kata dokter ahli bedah tulang ini.
Idrus menyampaikan Rumah Sakit terapung KRI Dr Suharso telah merapat pada hari ini. Kehadirannya diharapkan mampu membuat pasien dirawat lebih baik. "Rencananya sebagian pasien akan kita pindahkan ke kapal," ujar Idrus.
Idrus menyebut banyak masyarakat membutuhkan perawatan medis mulai berdatangan dari gunung setelah sebelumnya mengungsi kesana. Akibatnya, rumah sakit mulai dipadati korban hingga tenaga medis kewalahan.
"Dukungan peralatan kesehatan dan tenaga medis sangat mendesak. Kondisi Rumah Sakit memang rusak di beberapa bagian. Namun kita coba optimalkan. Mudah-mudahan kita bisa menerima bantuan tenda darurat," ungkap Idrus.
Menurut Idrus, bantuan bahan pokok dan logistik saat ini terus mengalir dan ditampung pada berbagai posko darurat. Bantuan logistik dan kebutuhan pokok masyarakat dan korban mudah-mudahan memadai. Akan tetapi bantuan medis yang sekarang perlu menjadi perhatian.
Selain mempersiapkan bantuan kesehatan dan pengobatan korban bencana, Tim Medis Siaga Bencana juga membawa bantuan bahan pokok dan alat kesehatan sebanyak dua ton, termasuk stok darah dari PMI, bantuan logistik dari PT Semen Tonasa dan Gerakan Masyarakat Peduli Anak dan Remaja Indonesia (Gempari), serta Alat Pelindung Diri (APD) dari Tim Satgas Covid-19 Unhas.
"Saya sudah berkoordinasi dengan dr Hasbullah dan relawan-relawan lainnya agar mengoptimalkan dukungan medis dan kesehatan. Sekarang pasien terus berdatangan, sehingga kita perlu dukungan untuk ini," tutur Idrus.
Idrus Paturusi merupakan sosok yang selalu responsif setiap terjadi bencana alam di Indonesia, hingga ke luar negeri. Mantan Rektor Unhas yang mendapat sebutan profesor bencana kemanusiaan ini menjadi penggerak untuk memastikan bantuan kemanusiaan dan medis bagi para korban.
Berikut Nama-nama Tim Medis Siaga Bencana:
1. Prof. DR. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B, Sp.OT(K) Spine, FICS
2. DR. dr. Karya Triko Biakto, MARS, Sp.OT(K) Spine
3. DR. dr. Muhammad Sakti,Sp.OT (K)
4. dr. Muhammad Andry Usman, PhD, Sp. OT (K)
5. dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT (K) Spine
6. dr. Muhammad Phetrus Johan, M. Kes, Ph.D, SpOT (K)
7. dr. Dewi Kurniati, M.Kes, Sp. OT
8. dr. Benny Murtaza, M. Kes, Sp. OT
9. dr. Helmiyadi Kuswardhana, M. Kes, Sp. OT
10. dr. Vicky William
11. dr. Sufandi Fahmi
12. dr. Ahmad Perdana
13. dr Hisbullah Amin , Sp.AN-KIC (Anestesi)
14. dr. Iryawan Idris, Sp.An (Anestesi)