REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu unit Boeing B-737-2X9 intai dan surveilans maritim Skuadron Udara 5 TNI AU diterbangkan untuk mengamati lokasi-lokasi gempa bumi yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, dari udara memakai piranti-piranti yang dimiliki. Selain itu, pesawat juga membawa bantuan logistik dan 21 personel Korps Pasukan Khas TNI AU.
"Boeing nomor registrasi A-7302 Intai Maritim Skadron Udara 5 dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin di Makasar melaksanakan respons awal. Pesawat terbang itu lepas-landas dari Hasanuddin pukul 10.45 WITA dan mendarat di Bandara Mamuju jam 12.10 WITA," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Indan G Buldansyah di Jakarta, Jumat (15/1).
Misi yang dijalankan Boeing B-737 intai maritim dan surveilans itu, kata dia, melaksanakan pengamatan dan pemotretan udara di Mamuju serta membawa bantuan logistik dan 21 personel Korps Pasukan Khas TNI AU. Mereka mendarat di Bandara Tampa Padang di Mamuju dalam keadaan baik.
Hasil pengamatan secara visual dari ketinggian sekitar 3.000 kaki dari permukaan laut dari dalam Boeing B-737 Skuadron Udara 5 Camar Emas itu menyatakan, gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat di Mamuju, sebagian besar sudah rubuh. Lokasinya di koordinat 02’39’53.00 Lintang Selatan dan 118’51’07.00 Bujur Timur.
Pengamatan visual itu memakai perangkat optik kamera resolusi tinggi WESCAM MX-20HD Electro Optical and Infra Red buatan L3 Communications yang didukung Automatic Identifications System.
Juga Bandara Mamuju di koordinat 02’35’17.00 Lintang Selatan dan 119’01’40.00 Bujur Timur yang secara visual masih cukup baik. Sementara bangunan besar, di antaranya Hotel Maleo di koordinat 02’40’26.00 Lintang Selatan dan 118’53’13.00 Bujur Timur, sudah miring.
Adapun kondisi sebagian jalan terkena longsoran besar, sebagaimana yang diamati Boeing B-737 nomor registrasi A-7302 itu. Pengamatan secara visual memakai piranti optiknya di koordinat 03’04’46.00 Lintang Selatan dan 118’47’51.00 Bujur Timur, longsoran menutup setengah badan jalan.
Sebagai respons awal, TNI AU menyiagakan pesawat transport berat C-130 Hercules dari Skuadron Udara 33 (Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin, Makassar) dan Skuadron Udara 31 (Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta), satu L-100-30 Hercules nomor registrasi A-1314 yang diterbangkan dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma.
Juga CN-295 dari Skuadron Udara 2 (Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma), dan satu helikopter NAS-332 Super Puma dari Skuadron Udara 6 (Pangkalan Udara TNI AU Atang Sendjaja, Semplak, Bogor) sebagai sarana SAR udara di Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin dan sarana transport bahan-bahan dukungan lain.