REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kasus bencana di Kota Sukabumi di sepanjang Januari-Desember 2020 mencapai sebanyak 199 kejadian. Ratusan kasus bencana ini menyebabkan kerugian materiil hingga Rp 6,3 miliar.
"Dari data yang dihimpun kejadian bencana di Kota Sukabumi pada 2020 mencapai 199 bencana," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnai Barhami kepada wartawan, Selasa (12/1). Di mana mayoritas bencana yang terjadi sebanyak cuaca ekstrem sebanyak 69 kejadian.
Selanjutnya longsor sebanyak 51 kejadian, gempa bumi 38 kejadian, banjir genangan 20 kejadian, dan kebakaran 17 kejadian serta angin topan 4 kejadian. Ratusan kejadian bencana ini terjadi di tujuh kecamatan.
Dengan sebaran meliputi di Kecamatan Baros 13 kasus, Lembursitu 20 kejadian, Cibeureum 19 kejadian, Citamiang 30 kejadian, Warudoyong 23 kejadian, Gunung Puyuh 35 kejadian, dan Cikole 21 kejadian. Sementara perkiraan nilai kerugian sebesar Rp 6.317.575.000.
Zulkarnain merinci kerugian di Kecamatan Baros Rp 1.258.600.000, Lembursitu Rp 603.000.000, Cibeureum Rp 709.300.000. Selanjutnya Kecamatan Citamiang Rp 853.300.000, Warudoyong Rp 979.000 000, dan Gunungpuyuh Rp 926.150.000, serta Cikole Rp 988.225.000.
Zulkarnain menuturkan, jumlah warga yang terdampak bencana sepanjang 2020 sebanyak 208 kepala keluarga (KK) atau terdiri atas 289 jiwa. Ratusan KK ini tersebar di tujuh kecamatan dan 33 kelurahan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani menerangkan, dari data yang ada jumlah bencana pada 2020 menurun dibandingkan 2019. Di mana pada 2019 lalu tercatat ada sebanyak 248 bencana dan pada 2020 hanya sebanyak 199 kejadian.
Meski demikian warga Kota Sukabumi diminta meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengimbau masyarakat dihimbau agar tetap waspada, perhatikan lingkungan sekitar dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem.