Selasa 12 Jan 2021 14:54 WIB

Kasus Aktif Covid di Indonesia Melonjak Hingga 122 Persen

Kasus aktif Covid-19 di Indonesiaa saat ini mencapai lebih dari 123 ribu orang.

Petugas medis beraktivitas di ruang perawatan pasien Covid-19 di RS Darurat Covid-19 Secapa AD, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa (12/1). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama TNI AD mengubah barak Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi RS Darurat Covid-19 yang memiliki daya tampung sekitar 180 pasien dan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit rujukan di Jawa Barat yang saat ini tingkat keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 77,87 persen. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas medis beraktivitas di ruang perawatan pasien Covid-19 di RS Darurat Covid-19 Secapa AD, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa (12/1). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama TNI AD mengubah barak Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi RS Darurat Covid-19 yang memiliki daya tampung sekitar 180 pasien dan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit rujukan di Jawa Barat yang saat ini tingkat keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 77,87 persen. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Febrianto Adi Saputro

Penularan Covid-19 di Indonesia terus memburuk. Hal ini terlihat dari jumlah kasus aktif Covid-19 skala nasional yang melonjak lebih dari dua kali lipat hanya dalam waktu dua bulan. Tak hanya itu, tingkat positif atau positivity rate juga mengalami peningkatan.

Baca Juga

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan, jumlah kasus aktif nasional pada minggu kedua November 2020 lalu dilaporkan sebanyak 54 ribu orang atau 12,12 persen dari seluruh kasus konfirmasi. Berselang dua bulan kemudian, pekan kedua Januari ini jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai lebih dari 123 ribu orang atau 14,5 persen dari total kasus konfirmasi.

"Artinya telah terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat tepatnya sekitar 122 persen," kata Doni dalam keterangan pers saat menyambut kedatangan 15 juta dosis vaksin Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (12/1).

Doni menambahkan, menghadapi fenomena ini pemerintah tidak tinggal diam. Selain program vaksinasi yang segera dilakukan, ujarnya, pemerintah juga berupaya menambah kapasitas tempat tidur rumah sakit yang melayani pasien Covid-19. Targetnya, tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU untuk pasien Covid-19 bisa ditekan sehingga kapasitasnya lebih banyak.

Doni juga meminta masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan meski vaksinasi Covid-19 mulai dilakukan nanti. Satgas di daerah dan pemda juga diminta meningkatkan pengawasan, termasuk dengan mendirikan posko hingga level desa untuk memastikan protokol kesehatan bisa dijalankan.

"Untuk bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di seluruh daerah dan melakukan langkah-langkah pencegahan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah," katanya.

Menurut laporan Satgas Penanganan Covid-19, tingkat positif harian pada Senin (11/1) mencapai 31,1 persen. Angka ini menjadi positivity rate harian tertinggi selama Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Kondisi ini juga memberi gambaran bahwa setidaknya setiap 1 dari 3 orang yang dites dalam 24 jam terakhir positif Covid-19.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, kasus Covid-19 kembali melonjak pascaliburan Natal dan tahun baru 2021. Lonjakan kasus aktif, menurut Budi, akan berdampak pada kapasitas tempat tidur di rumah sakit.

Bahkan para tenaga kesehatan pun juga disebutnya semakin lelah dan tertekan dalam menangani para pasien Covid-19. Karena itu, ia meminta bagi masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 namun tanpa mengalami gejala seperti demam dan sesak napas, dapat melakukan isolasi secara mandiri.

“Kita mesti memperhatikan, mendengarkan, melihat kondisi dari tenaga kesehatan kita. Mereka sudah sangat under pressure. Tolong bapak ibu, kalau misalnya tidak demam dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/1).

Bagi masyarakat yang tak mampu melakukan isolasi mandiri karena tak ada ruang khusus, maka Kemenkes juga telah meminta seluruh pemimpin daerah agar menyediakan tempat isolasi. Selain itu, kata dia, isolasi mandiri pun juga dapat dilakukan di hotel-hotel yang bekerja sama dengan pemerintah.

“Nanti kami akan bikin mekanisme di mana tetap dimonitor oleh dokter-dokter baik melalui telepon langsung maupun telemedicine. Tapi untuk mengurangi beban rumah sakit, biarkan teman-teman kita, saudara kita yang berat itu yang dihandle di sana,” jelasnya.

Tak hanya itu, Menkes juga meminta masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan dan juga menghindari kerumunan guna mencegah penularan. Ia mengingatkan, rumah sakit tak akan mampu menampung tingginya jumlah pasien positif akibat masyarakat yang abai terhadap prokes.

Budi mengatakan, bahwa proses vaksinasi Covid-19 akan dilakukan mulai besok, Rabu (13/1). Total Sebanyak 1,48 juta tenaga kesehatan (nakes) di seluruh Indonesia akan divaksin Januari-Februari 2021.

"Diharapkan ini bisa mulai besok minggu ini, kemudian rolling mudah-mudahan di akhir Februari ini bisa selesai," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).

Budi mengatakan, sebanyak 566 ribu tenaga kesehatan akan disuntik vaksin pada Januari. Tahapan kedua di bulan Februari yaitu sisanya sekitar 900 ribu.

"Sehingga total 1,46 atau sekitar 3 juta dosis kita bisa lakukan di Januari Februari," ujarnya.

Budi mengatakan, alasan tenaga kesehatan jadi prioritas penerima vaksin lantaran tenaga kesehatan merupakan orang-orang yang beresiko tinggi untuk terpapar covid-19. Tidak hanya di Indonesia, tahapan tersebut juga dilakukan di seluruh dunia.

"Karena tenaga kerja ini selalu terpapar pasien covid mereka yang diberikan pertama kali," ujarnya.

Masih di tahapan pertama yang ditargetkan Januari - April 2020, selain tenaga kesehatan, pemerintah juga memprioritaskan kepada 17,4 juta petugas publik, dan 21,5 juta lansia. Hal tersebut lantaran petugas publik dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang.

"Ini agak berbeda dengan banyak negara lain, karena negara lain ada sebagian besar menaruh lansia dulu baru petugas publik, dengan reason yang sama tadi, bukan alasan ekonomi, bukan alasan politik, bukan alasan sosial tapi lebih ke alasan kemanusiaan," ungkapnya.

Selain itu, ia menambahkan lansia merupakan orang yang rentan meninggal akibat covid-19, sehingga harus diprioritaskan. Namun, untuk kelompok lansia masih harus menungggu sampai vaksin Pfizer dan Asta Zeneca datang di bulan April.

"Karena memang vaksin yang ada sekarang yang Sinovac itu uji klinisnya baru sampai usia 59 tahun. Kita harapkan kalau vaksin Pfizer, Astra Zeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun, jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April," kata Budi menjelaskan.

Pada hari ini, Pemerintah Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Covid-19 tahap ketiga dari perusahaan biofarmasi Sinovac Biotech Ltd asal China. Dalam pengiriman ini, sebanyak 15 juta dosis bulk vaksin Sinovac tiba melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 12:20 WIB.

Disiarkan melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, 15 juta dosis bulk vaksin ini kembali dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia. Selanjutnya, bahan baku vaksin ini akan diolah oleh PT Bio Farma menjadi vaksin siap pakai.

Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah telah mendatangkan tiga juta vaksin Covid-19 Sinovac dalam dua tahap. Pada tahap pertama, pemerintah menerima 1,2 juta vaksin Sinovac pada Ahad (6/12). Kemudian pada tahap kedua, sebanyak 1,8 juta vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari Cina tiba di Indonesia.

Vaksin Sinovac sendiri telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA)dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, vaksin Covid-19 asal China inipun telah resmi mendapatkan fatwa halal dari MUI.

 

photo
Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19 - (republika/mardiah)
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement