REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Panca Widya Nursanti guru SMK Negeri 3 Pontianak ikut menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Sang suami, Syarif Rapik Yusop Al Idrus mendatangi posko Crisis Center Bandara Internasional Supadio Pontianak, Ahad (10/1).
"Kami keluarga telah memastikan memang istri saya itu ikut dalam penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 type, B737-500 rute Jakarta-Pontianak. Untuk itu hari ini saya datang ke posko selain untuk mengetahui informasi lebih lanjut juga untuk melakukan pemerikasaan data Antem Mortem dan pengambilan sempel DNA yang dilakukan oleh petugas DVI Biddokes Polda Kalbar," kata Rapik di Pontianak, Minggu.
Kedatangan Rapik tersebut guna mencari info lebih lanjut, terkait kondisi terkini evakuasi dan pencarian keberadaan pesawat Sriwijaya Air tersebut. Terhadap kejadian itu, Rapik mengakui mendapat informasi dari media bahwa bagian-bagian pesawat dan potongan-potongan tubuh korban sudah didapatkan oleh pihak tim pencari dan telah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kedatangan saya untuk mendapat informasi lebih jelas tentang bagaimana hasil pencarian tim gabungan Basarnas. Dan nanti untuk pemeriksaan DNA karena yang ikut istri maka anak saya yang akan melakukan pemeriksaan DNA tersebut," katanya.
Rapik juga mengaku sebelum kehilangan kontak ia terakhir dapat menghubungi istrinya pada pukul 14.45 WIB saat hendak naik pesawat naas tersebut.
"Saat itu istri saya bilang saat itu cuaca sedang buruk dan memohon kapada saya untuk berdoa banyak-banyak bershalawat. Istri saya ini pulang kampung ke Tegal dan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut," katanya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.