REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Angka kasus aktif pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya mengalami pengurangan drastis dalam dua pekan terkahir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per Kamis (7/1), total kasus aktif Covid-19 saat ini berjumlah 499 orang. Jumlah itu berkurang lebih dari setengahnya dibandingkan pada 25 Desember, ketika kasus aktif mencapai 1.004 orang.
Saat ini, total kasus terkonfirmasi secara akumulatif di Kota Tasikmalaya berjumlah 2.366 orang. Sebanyak 1.814 orang telah dinyatakan sembuh, 499 orang masih menjalani isolasi, dan 53 orang meninggal dunia."Angka kesembuhan itu cukup banyak sekarang," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, saat dihubungi Republika, Kamis.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, penambahan kasus Covid-19 pada awal tahun cenderung menurun. Di sisi lain, angka kesembuhan pasien yang positif terus meningkat.
Ivan menyebutkan, pada akhir 2020 jumlah kasus aktif di Kota Tasikmalaya masih berkisar 900-an orang. Namun, saat ini pasien aktif yang menjalani isolasi terus berkurang."Memang ada penambahan, tapi lebih banyak yang sembuh," kata dia.
Kendati angka kesembuhan terus mengalami peningkatan, ruang isolasi yang tersedia di Kota Tasikmalaya masih dalam kondisi relatif penuh. Titie menyebutkan, seluruh ruang isolasi yang tersedia, baik di rumah sakit maupun hotel, telah terisi pasien.
Ia menjelaskan, terdapat dua tempat isolasi yang tersedia di Kota Tasikmalaya saat ini. Pertama adalah Hotel Crown untuk menampung pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau hingga gejala ringan. Kedua adalah sejumlah rumah sakit yang tersedia ruang isolasi untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat.
"Untuk yang positif tak bergejala atau bergejala ringan, yang rumahnya tak memadai untuk isolasi, ditempatkan di Hotel Crown. Sementara di rumah sakit khusus untuk gejala sedang dan berat," kata dia.
Titie mengatakan, berdasarkan data per Kamis siang, dari 102 tempat tidur yang tersedia di Hotel Crown, 64 tempat tidur telah terisi pasien. Hanya tersisa 38 tempat tidur. Ia menjelaskan, kapasitas di Hotel Crown bisa dipaksakan menampung hingga 128 pasien. Namun, jika satu kamar diisi oleh pasien dari satu keluarga. Kondisi serupa juga terjadi di rumah sakit, meski beberapa rumah sakit sudah menambah ruang isolasi. "Sistemnya sekaran keluar masuk. Waiting list," kata dia.
Sementara Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi (Unsil) yang sempat dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya, tak lagi digunakan. Titie menyebutkan, rusunawa tak digunakan karena sedang dalam tahap perbaikan.
Untuk menjaga ketersediaan ruang isolasi, saat ini Dinas Kesehatan tak lagi menunggu hasil uji usap (swab test) untuk menyatakan pasien tanpa gejala sembuh. Pasa pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi di Hotel Crown diperbolehkan pulang setelah 10 hari. "Dipulangkan setelah 10 hari untuk OTG itu sesuai kajian WHO. Untuk yang bergejala, harus sampai gejalanya sembuh," kata Titie.
Ihwal rencana penggunaan Rumah Sakit Dewi Sartika di Kecamatan Kawalu untuk dijadikan rumah sakit darurat Covid-19, Titie menyebut masih belum ada kelanjutan. Sebab, operasional rumah sakit darurat harus berada di bawah rumah sakit rujukan Covid-19, dalam hal ini RSUD dr Soekardjo."Kalau RSUD dr Soekardjo sudah bersedia menjadi pengampu, maka Rumah Sakit Dewi Sartika bisa digunakan," kata dia.
Menurut dia, belum digunakannya Rumah Sakit Dewi Sartika sebagai rumah sakit darurat Covid-19 lantaran belum adanya kesepahaman antara Dinas Kesehatan dengan RSUD dr Soekardjo. Saat ini, pihaknya masih menunggu kesiapan RSUD dr Soekardjo.