Senin 04 Jan 2021 14:53 WIB

Vaksin yang Diterima Jatim Lebih Sedikit Dibanding Nakes

Artinya, tidak semua SDM kesehatan bisa divaksinasi di tahap pertama ini.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana mengungkapkan, di wilayah setempat ada sekitar 193 ribu Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang rentan terpapar Covid-19. Sementara vaksin sinovac yang diterimanya di tahap pertamanya hanya 77.760 vaksin. Artinya, tidak semua SDM kesehatan bisa divaksinasi di tahap pertama ini.

"Mereka ini lah orang yang paling berisiko tertular karena melayani orang-orang yang memang confirm (Covid-19) yang memang dalam keadaan yang keluhannya sedang, berat, bahkan yang kritis," ujar Herlin di Surabaya, Senin (4/1).

Karena jumlah vaksin yang diterima jauh lebih sedikit dibanding SDM kesehatan yang ada, maka nantinya tidak semua dari mereka akan divaksinasi di tahap satu. Melainkan akan kembali dibagi berdasarkan kategori paling rentan.

Maka dari itu, semua SDM kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi harus mengisi dua hal. Pertama data kesehatan pribadi. Sepeeti apakah mereka mempunyai komorbid, apakah pernah terpapar Covid-19, dan sebagainya. Kedu mengisi data kontak.

"Untuk itu akan menjadi prioritas apakah ini bisa diimunisasi atau tidak. Sasaran nanti pendiatribusian yang akan kami kirim sesuai dengan jumlah sasaran yang ada di masing-masing kabupaten/ kota," ujar Herlin.

Untuk memudahkan pengkategorian SDM kesehatan agar distribusi yanh dilakukan tepat sasaran, kata Herlin, data dari SDM Kesehatan tersebut dihimpun melalui satu pintu. "Datanya bersifat satu pintu," ujar Herlin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement