Yang menarik, ucapan Ma soal sistem bank di China yang mirip praktik rumah gadai. Artinya, bank selalu meminta jaminan-jaminan yang cukup dan prudent dalam menyalurkan kredit.
Dampaknya, Ma menegaskan, banyak bisnis kecil kesulitan mendapatkan pinjaman atau utang. Pada saat ini di masa depan, Ma berpendapat, keputusan memberi pinjaman harus ditentukan oleh big data dan rekam jejak kredit calon debitur, bukan kolateral.
Selain big data, masa depan industri perbankan terletak pada penggunaan cloud dan teknologi blockchain. Ma percaya setiap inovasi yang datang selalu memunculkan risiko. Tapi, kata dia, risiko terbesar adalah jika ada yang mencoba meminimalisasi risiko sampai titik nol.
Sontak, pidato ini berbuntut panjang. Pemangku keuangan China yang hadir di acara itu marah. Presiden Xi Jinping juga dilaporkan tersinggung atas isi ceramah mantan guru Bahasa Inggris itu.
Ma pun lansgung diinterogasi oleh Bank Sentral China dan otoritas pengawas sektor keuangan. Bursa Saham Shanghai mendadak mengumumkan penundaan IPO (penawaran saham perdana) Ant Group dengan alasan pelaporan transparansi. Padahal, saham Ant Group bakal dicatatkan di Bursa Shanghai dan Hong Kong.