Ahad 03 Jan 2021 05:10 WIB

Epidemiolog Khawatir Vaksinasi Covid-19 tak Efektif

Keberhasilan vaksinasi lebih mudah jika kurva pandemi sudah melandai.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
 Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor pers Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan wadah vaksin COVID-19 sinovac sedang diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia di bandara internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Indonesia, 31 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/MUCHILS/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALAC
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor pers Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan wadah vaksin COVID-19 sinovac sedang diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia di bandara internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Indonesia, 31 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengkhawatirkan vaksinasi Covid-19 berpotensi melenceng dari tujuan menciptakan kekebalan.

Dicky memantau proses vaksinasi dari pemerintah sulit dilakukan jika kurva pandemi Covid-19 dalam kondisi tinggi.

Baca Juga

"Keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yang sudah melandai. Fakta yang terjadi di Indonesia kurvanya masih terus naik, dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lebih lama menciptakan herd immunity," kata Dicky dalam keterangan pers yang diterima Republika, Sabtu (2/1).

Dicky mengungkapkan kondisi pandemi Covid-19 bisa saja terus memburuk karena penyebaran virus dalam kondisi  tak terkendali.

Kondisi ini berpotensi terus berlangsung selama menunggu vaksin yang akan disuntikan secara bertahap.

"Akibat terburuk pandemi tidak terkendali yang dikuatirkan selain banyaknya kematian adalah timbulnya strain baru yang merugikan," ujar Dicky.

Selain itu, Dicky mengatakan dengan semakin banyak orang yang positif di tengah masyarakat mengakibatkan orang usia lanjut dan komorbid semakin terancam jiwanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement