Ahad 27 Dec 2020 10:48 WIB

Menuju Jakarta, Mensos Susuri Pantura Cek Warga Butuh Bansos

Jalur darat dipilih agar memudahkan sewaktu-waktu mengecek daerah yang butuh bantuan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda
Mensos Tri Rismaharin dipastikan kembali ke Jakarta pada Ahad (27/12), dengan menyusuri jalan Pantai Utara Jawa (Pantura) sambil mengecek dan memeriksa beberapa wilayah dimana warga yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
Mensos Tri Rismaharin dipastikan kembali ke Jakarta pada Ahad (27/12), dengan menyusuri jalan Pantai Utara Jawa (Pantura) sambil mengecek dan memeriksa beberapa wilayah dimana warga yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah serah terima jabatan sebagai Menteri Sosial (Mensos) di Kementerian Sosial (Kemensos) pada Rabu (23/12) lalu, Tri Rismaharini kembali ke Surabaya pada Jumat (25/12), untuk bersiap membawa barang pribadi yang akan mendukung tugas di Jakarta. Mensos Risma dipastikan kembali ke Jakarta pada Ahad (27/12), dengan menyusuri jalan Pantai Utara Jawa (Pantura) sambil mengecek dan memeriksa beberapa wilayah dimana warga yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Mensos Risma mengakui rencana menyusuri jalur darat, agar memudahkan sewaktu-waktu turun dan mengecek daerah yang membutuhkan bantuan. Hal ini dilakukan setelah waktu akhir pekan dan libur Hari Raya Natal, menjadi kesempatan baginya untuk 'bersih-bersih' dan merapikan segala keperluan pendukung tugasnya di Jakarta, termasuk pakaiannya.

Baca Juga

Dirinya mengaku belum mempersiapkan diri dengan cukup untuk boyongan ke DKI Jakarta, untuk memulai tugas sebagai Mensos. Sebab ia mengakui penunjukan sebagai pembantu presiden ini prosesnya serba cepat, membuat Risma tidak sempat membawa persiapan cukup untuk tinggal lama dan mendukung pekerjaannya di Jakarta.

“Waktu dipanggil oleh Presiden Joko Widodo kemarin, saya belum ada persiapan. Maka dari itu ini balik ke Surabaya, untuk 'bersih-bersih' dan bawa keperluan saat kerja disana,” kata Risma kepada awak media, dalam keterangan pers Kemensos di Surabaya, Sabtu (26/12).

Dipastikan mulai Senin (28/12) depan, Risma sudah kembali ke Ibu Kota Negara untuk bekerja. Risma berencana bertolak ke Jakarta pada hari Ahad (27/12). Pilihan bertolak ke Jakarta melalui jalur darat diambil Risma, sama saat ia meluncur dari Jakarta ke Surabaya.

”Kemarin balik Surabaya melalui jalur darat, kemungkinan ke Jakarta juga melalui jalur darat juga,” katanya.

Pilihan menggunakan jalur darat bukan tanpa alasan. Menurut dia, dengan menggunakan jalur darat, ia bisa berhenti kapanpun, termasuk untuk turun ke desa-desa mengecek langsung desa mana yang memerlukan bantuan langsung dari Kemensos.

“Sekalian melakukan pengecekan pada daerah-daerah yang memerlukan bantuan,” kata Risma.

Uniknya lagi, pada saat balik dari Jakarta ke Surabaya, ia juga memilih melalui jalur darat dan tidak menggunakan pengawalan. Bahkan saat melakukan wawancara dengan awak media Surabaya, tak nampak satupun seorang pengawal yang mendampingi Risma.

Risma dan lima menteri lainnya dilantik Presiden, di Istana Negara, Rabu (23/12) pagi. Siang harinya, ia melakukan seremoni serah terima jabatan dengan Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy di kantor Kementerian Sosial.

Dalam kesempatan tersebut, Risma mengingatkan, penanganan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) bukan pekerjaan mudah. Seperti yang lakukan sebagai Wali Kota Surabaya dalam menangani berbagai jenis PPKS seperti gelandang, pengemis, pengamen, ataupun prostitusi.

Dalam pertemuan dengan Presiden, Mensos Risma mendapat pesan, agar dirinya menuntaskan penyaluran bantuan sosial baik di akhir tahun maupun awal tahun 2021, dan juga pemutakhiran DTKS. “Realisasi anggaran awal tahun itu penting untuk mengerakkan roda perekonomian,” katanya. Untuk memperkuat perekonomian masyarakat, Mensos Risma akan memberikan perhatian kepada penguatan perekonomian.

Kepada PPKS, akan ditanamkan pemahaman, bila mau mendapat penghasilan harus bekerja, bukan meminta-minta. Dengan tantangan yang berat, Risma mengajak jajarannya untuk bergandeng tangan. Ia ingin membangun kebersamaan dan tidak ada sekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement