Selasa 22 Dec 2020 10:50 WIB

Gambaran Tren Penularan Covid di DKI yang Kembali Meningkat

Kasus baru Covid-19 di DKI alami tren kenaikan, ketersediaan ruang isolasi menipis.

Suasana Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet di Jakarta, Jumat (18/12). RSD Wisma Atlet, Kemayoran, saat ini tak lagi menerima pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) sejak Sabtu (19/12).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet di Jakarta, Jumat (18/12). RSD Wisma Atlet, Kemayoran, saat ini tak lagi menerima pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) sejak Sabtu (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan. A, Ronggo Astungkoro

Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta menunjukkan tren kenaikan selama empat pekan terakhir. Di sisi lain, ketersedian ruang isolasi untuk pasien Covid-19 terus menipis.

Baca Juga

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, persentase pertambahan per 20 Desember 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta mencapai 163.111. Total kasus tersebut meningkat 13,3 persen dibandingkan dua pekan sebelumnya, yakni 143.961 kasus pada 6 Desember.

“Kami mencatat bahwa kenaikan persentase kasus terkonfirmasi positif signifikan mulai terjadi sejak pertengahan bulan November dan kini stabil di angka 13 persen,” kata Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti, dalam siaran pers resminya, Senin (21/12).

Persentase keterpakaian tempat tidur isolasi harian (ruang rawat inap) maupun ruang ICU di 98 RS Rujukan Covid-19 di Jakarta juga meningkat selama empat pekan terakhir. Per 20 Desember 2020, dari 6.663 tempat tidur isolasi, kini sudah ditempati sebanyak 5.691 pasien.

"Artinya kapasitasnya sudah mencapai 85 persen," kata Widyastuti.

Begitu pula kondisi Ruang ICU. Dari 907 yang tersedia, kini sudah terisi 722. Persentase ketersediaan 80 persen.

Widyastuti mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah ruang isolasi dan ICU sesuai Instruksi Gubernur Nomor 55 Tahun 2020. Peningkatan kapasitas bakal diiringi peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan.

"Kami menargetkan peningkatan kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.171 dan ICU sebanyak 1.020 di RS Rujukan COVID-19 Jakarta khususnya RSUD," kata dia.

photo
Karikatur PSBB DKI Jakarta - (republika)

Sementara itu, lanjut dia, rata-rata positivity rate harian per bulan di DKI Jakarta tercatat stabil di angka 9 persen selama 3 bulan terakhir, yaitu 9,6 persen (Oktober); 9,1 persen (November) dan 9,6 persen (Desember). Angka itu masih di atas standar aman positivity rate yang ditetapkan WHO di bawah 5 persen.

Sedangkan Nilai reproduksi efektif (Rt) yang menjadi indikasi tingkat penularan di masyarakat menunjukkan skor 1,06 per 19 Desember 2020. Nilai Rt harus berada di bawah 1 agar wabah Covid-19 terkendali dengan baik.

Melihat berbagai data tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi hingga 3 Januari 2021. Kebijakan ini diambil lantaran belum tampak tanda-tanda penurunan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota dan sekaligus sebagai antisipasi munculnya kasus baru akibat libur Natal dan tahun baru.

“Kami menghimbau masing-masing dari kita untuk menahan diri tidak liburan ke luar rumah apalagi ke luar kota. Jangan sampai liburan yang senangnya mungkin hanya sementara malah membuat orang-orang yang kita sayangi berisiko terpapar Covid-19 dan membuat mereka bahkan kita, terpisah karena harus menjalani isolasi ataupun dirawat karena Covid-19,” kata Anies dalam siaran pers resminya, Senin (21/12).

Menurut Anies, kasus baru Covid-19 di Jakarta didominasi oleh klaster keluarga. Per 7-13 Desember 2020 saja terdapat penambahan jumlah positif sebesar 3.821 kasus pada klaster keluarga.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati menyarankan agar warga mencari alternatif kegiatan berlibur di rumah. Misalnya, dengan kegiatan memasak bersama keluarga, mengikuti tur virtual, ataupun menghadiri festival seni budaya yang diselenggarakan secara virtual.

“Perlu adanya hiburan pengganti berupa tontonan yang menarik bagi keluarga. Kalau boleh saran, yuk kita galang semua pihak untuk menghadirkan festival rakyat atau tur virtual yang dapat dinikmati seluruh anggota keluarga, bahkan di dalamnya (festival atau tur tersebut) kita bisa selipkan pesan-pesan untuk menjaga protokol kesehatan, sehingga hiburannya dapat pesannya juga dapat” kata Tuty.

Kondisi masih gawatnya penularan Covid-19 di DKI Jakarta juga tergambar dari tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, mengatakan, penambahan jumlah pasien Covid-19 dalam dua pekan terakhir meningkat cukup signifikan.

"Sudah dua minggu terakhir ini udah naik terus. Ini melampaui dari yang waktu September yang hampir 4.000. Ini sekarang sudah 4.000 lebih yang mayoritas bergejala pula," kata Arifin lewat sambungan telepon, Senin (21/12).

Karena itu, kata dia, penambahan jumlah pasien Covid-19 itu perlu diwaspadai. Terlebih, saat ini sudah mendekati libur akhir tahun. Menurut Arifin, jika memang ingin mengendalikan penyebaran Covid-19, maka semestinya liburan akhir tahun ditiadakan saja.

"Ini harus diwaspadai apalagi akhir tahun, liburan tahun baru, mending ditiadakan itu kalau mau mengendalikan," jelas dia.

RSD Wisma Atlet, Kemayoran, saat ini tak lagi menerima pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) sejak Sabtu (19/12). Itu karena kapasitas tempat perawatan untuk pasien bergejala sudah mencapai 75 persen dan itu pun sudah menggunakan tower yang semestinya digunakan untuk pasien OTG.

"Sudah dari Sabtu (tidak terima pasien OTG). Karena kita tower IV, VI, dan VII yang untuk bergejala itu sudah di atas 75 persen," jelas Arifin.

Dia menjelaskan, kondisi itu membuat pihaknya harus membuka tower lain untuk pasien bergejala yang membutuhkan perawatan. Tower V yang pada mulanya diperuntukkan bagi pasien OTG kini digunakan untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala.

"Sehingga konsekuensinya kan harus membuka tower untuk yang bergejala lagi karena naik terus. Ya tower V-lah dipakai untuk yang bergejala sekarang," kata dia.

Pasien OTG dipersilakan untuk mencari tempat isolasi ke tempat-tempat lain yang memang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat lainnya.

"Mereka sudah tahu. Puskesmas sudah saya share, di sini tidak menerima OTG ya sudah. (Bisa) ke tower VIII sana di Lademangan atau ke hotel-hotel yang sudah disediakan," kata dia.

Berbicara terpisah, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui setiap hari Rumah Sakit (RS) khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya semakin kesulitan menyediakan kamar khusus penderita Covid-19. Hal ini dikarenakan angka penularan Covid-19 yang tinggi dan sebagian pasien dengan gejala ingin segera dirawat di RS.

Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma mengungkapkan banyak RS yang sudah tidak bisa menyiapkan tambahan fasilitas lagi untuk pasien Covid, bahkan beberapa RS di Jawa Barat menggunakan fasilitas ICU untuk menampung sementara pasien Covid, yang sebenarnya hal itu tidak boleh dilakukan.

"Namun, kondisinya masik hari makin sulit mencari ruang dan tempat tidur di rumah sakit bagi penderita Covid. Karena itu kami mengimbau agar masyarakat tidak hanya bergantung ke tempat tidur RS terutama bagi penderita Covid dengan gejala ringan," kata Lia kepada wartawan, Ahad (20/12).

photo
Klaster keluarga Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement