REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Mayoritas melihat pandemi sebagai hal yang menakutkan. Hal ini dikarenakan banyaknya pengangguran dan kerusuhan di berbagai negara belahan dunia.
“Tidak sedikit orang menjadi parno dan trauma terhadap virus lain selain Covid-19 itu sendiri. Saat ini banyak touchless terhadap barang, hewan, dan sesama manusia tentunya, ini menjadikan kita lebih stand alone,” kata pengusaha nasional sekaligus Direktur PT. Cipta Terang Bersama, Suhendro di Jakarta, Senin (21/12).
Bagi Suhendro, pandemi ini juga merupakan latihan sejarah bagi umat manusia di dunia. “Mari kita kembali ke awal peradaban, manusia dahulu hidup hanya dari bercocok tanam dan tidak ada yang lain, so apa artinya?,” kata dia
Menurutnya, pandemi ini mengajarkan manusia agar jangan terlalu banyak muluk berkeinginan. Menurut dia, masa depan akan selalu memberikan peluang bagi manusia untuk berbahagia. “Nikmatilah apa yang terjadi sekarang, itulah kunci untuk bertahan,” kata Suhendro.
Terkait vaksin, kata Suhendro, meski telah tersedia tetapi membutuhkan 1-2 tahun ke depan supaya ekonomi juga kembali normal seperti sebelum adanya pandemi.
“Tidak bisa express, pemerintah butuh waktu untuk mendistribusikannya, kita harus memahami kondisi tersebut, jangan hanya menyalahkan pemerintah lambat kerjanya, kita harus ingat bahwa Indonesia merupakan penduduk terbesar ke-empat dunia,” kata dia.
Pemilik akun instagram @suhendrowang ini juga mengaku mendapatkan banyak ilmu bisnis di masa pandemi. Dia menyarankan kepada rekan-rekanya untuk tidak terjun ke bisnis yang tak mampu bertahan di masa pandemi.
“Kita tidak tahu apakah dua tahun atau 10 tahun ke depan akan muncul pandemi lagi, we never know, daripada kita sudah bersusah payah membangun mall dan hotel menggunakan tabungan ataupun pinjaman bank, lalu ada kemungkinan habis seketika saat pandemi melanda, and the end we get nothing!” kata Sehendro.
Dia menilai, masa pandemi ini juga mengajarkan dan mengingatkannya bahwa tidak perlu mempunyai banyak bisnis. Satu atau dua bisnis, kata dia, sudah cukup.
“Lebih baik kita menjadi penikmat saja, buat apa kita memiliki bisnis mall, hotel, gedung apartemen, restoran, bahkan mempunyai bank, bagaikan all you can eat, banyak menguras pikiran dan tenaga, dan percayalah satu hal, sebab di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada," kata Suhendro.
Suhendro berharap semua pengusaha selalu ingat dan sadar pada prinsip setiap membuka atau akuisisi bisnis baru maka akan ada banyak masalah baru. Dia mengatakan, hidup terlalu singkat untuk menyelesaikan semua masalah bisnis yang ada di dunia ini.
Suhendro merupakan pemilik PT. Cipta Terang Bersama, PT. Sahabat Unggul Bersama, PT. Cita Rasa Palembang, PT. Karya Putra Sriwijaya dan PT. Viva Sejahtera Indonesia. Selain itu, pemuda asal Palembang ini juga menjabat sebagai konsultan bisnis yang memiliki penghasilan miliaran rupiah. Ia pun memberikan masukan untuk para pengusaha muda agar mampu bertahan.
“Tips bagi pengusaha milenial untuk bertahan di masa sulit saat ini yaitu kerjakanlah apa yang anda bisa dengan kedua telapak tangan anda, jangan berpikir terlalu jauh dan banyak, fokus pada kekuatan dalam diri anda, kembangkan terus menerus sampai mencapai titik maksimal,” kata Suhendro.