Senin 21 Dec 2020 05:42 WIB

Pondok Inspirasi Adakan Webinar UMKM Bangkit

Webinar dihadiri 150 pelaku UMKM dan wirausaha muda.

Pondok Inspirasi mengadakan webinar tentang  UMKM bangkit yang diikuti 150 pelaku UMKM dan wirausaha muda, Ahad (20/12)
Foto: Dok Pondok Inspirasi
Pondok Inspirasi mengadakan webinar tentang UMKM bangkit yang diikuti 150 pelaku UMKM dan wirausaha muda, Ahad (20/12)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi menjadi salah satu tantangan bagi sektor ekonomi khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hasil survei Asian Development Bank (ADB) menyebutkan sekitar 50 persen UMKM menutup usahanya akibat terdampak pademi Covid-19. Covid-19 telah membuat omset UMKM turun yang mengakibatkan pendapatan turun sehingga kemudian mengalami kesulitan untuk membayar bunga dan cicilannya.

Atas dasar inilah Pondok Inspirasi mengadakan webinar sebagai salah satu wadah diskusi pelaku UMKM dengan narasumber. Webinar bertajuk “UMKM Bangkit” diadakan Pondok Inspirasi sebagai wadah diskusi untuk menemukan strategi UMKM dalam menghadapi pandemi. “Webinar diselenggarakan pada Ahad (20/12) dan dihadiri  150 pelaku UMKM dan wirausaha muda,” kata Sunarya,  pengurus Pondok Inspirasi.

Dalam pemaparannya,  Agung Prasetyo Utomo, founder Juara Group menyampaikan kunci sukses usaha yaitu bertanggung jawab, berintegritas, tetap bekerja keras walaupun tidak ada orang yang mengawasi. Agung yang biasa disapa Panglima Juara juga menambahkan bahwa adanya membuka peluang magang bagi lulusan muda di beberapa lini perusahaannya.

photo
PT Paragon Technology and Innovation (PTI) menyampaikan tiga strategi hadapi pandemi.  (Foto: Dok Pondok Inspirasi)

PT Paragon Technology and Innovation (PTI) yang dalam hal ini diwakili oleh Arief Budiman, New Channel Development Group Head PTI menyampaikan strategi menghadapi pandemi dengan tiga  cara yakni empati, adaptasi dan inovasi. “Kita harus berempati kepada mereka terutama yang terdampak pandemi. Adaptasi bisa dimulai dengan menjalankan protokol kesehatan dengan baik kemudian adaptasi bisnis, dengan menutup pengeluaran yang tidak perlu, mengurangi investasi iklan, menganalisa peluang lain. Selain itu, mengeluarkan produk yang cocok pada situasi pandemi Covid-19 seperti hand sanitizer, hand wash sekaligus mengeluarkan program sekolah reseller,”  tutur Arief seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Di sesi kedua hadir Rahmat Niwa yang sudah bergerak di UMKM melalui pembinaan dan jasa konsultasi produk, dan  Suci Wijayanti yang merupakan  founder Batik Sakira.

Rahmat Niwa menegaskan, kunci utama bisnis di masa pandemi ini adalah UMKM banyak berpindah dari offline menuju online. Namun banyak UMKM belum memiliki akses internet dan belum sepenuhnya siap beralih ke digital. Penggunaan smartphone dan komputer juga belum maksimal untuk dioptimalkan dalam bisnis. “Selain melek digital, saat ini UMKM perlu melek data untuk mengembangkan usahanya,”  tambah Kang Niwa, sapaan akrabnya.

Suci Wijayanti menyampaikan bahwa bisnis dimasa pandemi perlu adanya ketegasan dalam hal tujuan dan target, kemudian dimulai dengan membuat perencanaan, membangun kualitas diri, dan eksekusi rencana. “Pikirkan produk yang akan kita jual, membangun jejaring, berpikir kebermanfaatan dan pemberdayaan,”  tutup Suci.

Pondok Inspirasi berharap dengan adanya acara ini, peserta memiliki strategi terbaik dalam mengembangkan bisnisnya di masa pandemi. “Pondok Inspirasi mendukung pemuda-pemuda dalam upaya mengembangkan bisnis. Pandemi menjadikan sebuah tantangan tersendiri bagi UMKM atau wirausaha muda untuk cepat beradaptasi,”  kata  Sunarya.

Pondok Inspirasi merupakan organisasi sosial pendidikan dan kepemudaan yang berdomisili di Bogor dengan jumlah penerima manfaat langsung sebanyak lebih dari 200 mahasiswa dan alumni. Selain itu Pondok Inspirasi mengembangkan Komunitas Inspirator Muda di 15 region di Indonesia dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 102 mahasiswa. Pondok Inspirasi mengemban nilai-nilai ketangguhan, kreativitas, pembelajar dan menginspirasi. Kegiatan pelatihan juga didukung oleh PT Paragon Technology and Innovation.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement