Rabu 16 Dec 2020 23:02 WIB

Peruri Ekspor 300 Ribu Buku Paspor ke Sri Lanka

Hingga 2020, total kerjasama Peruri dengan Sri Lanka adalah sembilan juta paspor.

Seremonial pengiriman pertama buku paspor di Gedung Percetakan Kertas Berharga Non Uang, Kawasan Produksi Peruri, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/12).
Foto: Dok. Per
Seremonial pengiriman pertama buku paspor di Gedung Percetakan Kertas Berharga Non Uang, Kawasan Produksi Peruri, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG – Di pengujung 2020, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mengekspor Paspor ke Sri Lanka. Hal ini ditandai dengan seremonial pengiriman pertama di Gedung Percetakan Kertas Berharga Non Uang, Kawasan Produksi Peruri, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/12).

Jumlah paspor pada pengiriman pertama ini sebanyak 300 ribu buku dengan total keseluruhan pada kontrak kerja sama yaitu sebanyak 1 juta buku. Seremonial pengiriman pertama Paspor Sri Lanka ini disaksikan oleh Direktur Pengembangan Usaha Peruri, Fajar Rizki serta beberapa jajaran kepala divisi dan pimpinan lainnya. 

Sejak 2003, kata Fajar, Peruri telah melakukan kerja sama dengan pemerintah Sri Lanka untuk memenuhi kebutuhan dokumen imigrasi berupa pencetakan Paspor Sri Lanka. Hingga 2020, total kerja sama Peruri dengan pemerintah Sri Lanka untuk pencetakan Paspor adalah sebanyak sembilan juta buku.

“Pada hari yang berbahagia ini, saya bersyukur Peruri dapat melakukan pengiriman pertama Paspor Sri Lanka dalam kurun waktu yang relatif singkat karena kontrak yang baru kami terima pada 31 Juli 2020. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu produk Peruri telah mampu menembus pasar internasional di tengah kompetisi bisnis yang semakin kompetitif. Saya harap ke depannya kami dapat menyelesaikan produksi keseluruhan dengan baik dan lancar,” kata Fajar dalam sambutannya.

Ia mengatakan, sejak 2017 Peruri juga telah memulai memproduksi e-Paspor. Peningkatan kapabilitas Peruri tersebut membuka peluang yang lebih besar bagi Peruri untuk meraih pasar internasional dalam memproduksi produk sekuriti lainnya. "Seperti uang kertas, koin, pita cukai, dan prangko," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement