REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menyatakan, idealnya 70 persen masyarakat Provinsi Aceh harus melakukan vaksinisasi virus corona (COVID-19). Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman di Banda Aceh, Rabu (16/12), mengatakan, untuk gelombang pertama ini kemungkinan provinsi berpenduduk 5,2 juta itu tidak banyak mendapatkan jatah.
"Kalau jumlahnya mencukupi tentu kita ingin agar paling tidak 70 persen masyarakat Aceh mendapatkan vaksinisasi," kata Safrizal.
Ia menilai dosis vaksin Sinovac yang tiba di Tanah Air tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia. Pihaknya meminta vaksinisasi dilakukan kepada kelompok prioritas yang rentan tertular COVID-19. Artinya, belum sampai pada tahapan vaksinisasi massal.
"Tentu kepada mereka yang bekerja seperti tenaga medis, kemudian orang-orang yang berada di keramaian, di kantor, pedagang, traveller yang aktivitasnya sering keluar masuk, ini yang butuh dilakukan vaksinisasi," katanya.
Dia melanjutkan, jumlah vaksin yang baru tiba di Indonesia sekitar 1,2 juta dosis. Kata dia, vaksin itu sedang diteliti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna melihat tingkat efektivitas dan kehalalannya.
IDI, kata dia, tetap akan menerima vaksin tersebut apabila rekomendasi dari BPOM terkait efektivitas dan kehalalannya telah dikeluarkan. Bahkan pihaknya akan mengajak warga untuk melakukan vaksinisasi.
"Kalau IDI tetap akan menerima vaksin ini selama dia aman dan halal," kata Safrizal.
Di samping itu, IDI Aceh juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada penularan COVID-19, meski trenkasus positif di Tanah Rencong telah menurun. Warga diminta disiplin protokol kesehatan, seiring menunggu dilakukannya vaksinisasi oleh pemerintah.