Ahad 13 Dec 2020 03:19 WIB

Vaksin Didistribusikan Tiga Pekan Setelah EUA Terbit

Pulau Jawa dan Bali jadi daerah pertama yang mendapatkan vaksin Sinovac.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas memindahkan vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Foto: MUKHLIS JR/ANTARA
Petugas memindahkan vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin akan mulai didistribusikan tiga pekan setelah mendapatkan Emergency Use of Authorization (UEA) atau izin penggunaan darurat dari BPOM dan fatwa halal dari MUI.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini vaksin sedang disimpan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma.  Kemudian, proses vaksinasi bisa dilanjutkan setelah MUI dan BPOM mengeluarkan persetujuannya, berupa EUA dan fatwa kehalalan.

Baca Juga

"Kepala BPOM Penny K Lukito mengestimasi memberikan EUA pada akhir Januari 2021, tetapi ini sangat tergantung pada hasil uji klinis. Kalau hasilnya cepat maka kita bisa juga bisa cepat (vaksinasi), tetapi untuk pelaksanaannya sudah disiapkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," katanya saat berbicara di sebuah diskusi virtual bertema Setelah Vaksin Datang, Sabtu (12/12).

Setelah mendapatkan EUA, ia menyebutkan butuh waktu antara dua hingga tiga pekan kemudian didistribusikan. Ia menambahkan, vaksin kini masih disimpan di Bio Farma.

Setelah disetujui dan mendapatkan EUA, Bio Farma mendistribusikannya  ke tingkat provinsi kemudian ke tingkat kabupaten/kota. Kemudian baru ke fasilitas pelayanan kesehatan.

"Jadi estimasinya dua sampai tiga pekan atau sekitar Februari. Insya Allah doakan," ujar perempuan yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes itu.

Ia menambahkan, vaksin ini akan diberikan pada kelompok prioritas tenaga kesehatan, aparat TNI/Polri, dan yang bekerja di sektor publik. Artinya seluruh komponen tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) mulai dari tenaga medis sampai tenaga penunjang medis dan tenaga pendukung lainnya, aparat, hingga yang ada di sektor publik menjadi kelompok pertama yang disuntik vaksin ini.  

Ia menambahkan, vaksinasi akan dilakukan pada 107 juta orang berusia 18 hingga 59 tahun dan membutuhkan 214 juta dosis. Hingga saat ini, pihaknya fokus memberikan vaksin di Jawa dan Bali.

Nadia menambahkan, Jawa dan Bali dipilih menjadi tempat pertama imunisasi Covid-19 karena kasus Covid-19 cukup tinggi di tujuh provinsi di dua pulau ini.  Kendati demikian, pihaknya lagi-lagi tak bisa memastikan kapan imunisasi Covid-19 bisa dilakukan.

"Kami masih menunggu persetujuan BPOM dan kehalalan dari MUI," katanya.

Ia mengharapkan dukungan semua pihak untuk membebaskan negara ini dari pandemi Covid-19 dan menyelamatkan banyak orang dari kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Ia meminta upaya ini harus didukung bersama.

"Mari lindungi diri dan keluarga, negeri kita," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement