Jumat 11 Dec 2020 20:17 WIB

KPU: Partisipasi Pemilih Pilkada Depok di Atas 60 Persen

Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan saat Pilkada 2015 lalu.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Petugas KPPS melakukan penghitungan suara Pilkada Kota Depok tahun 2020 di TPS 69, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12/2020). Berdasarkan data hasil hitung cepat KPU hingga pukul 15.50 WIB, kubu petahana Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono unggul sementara dalam perolehan suara sebesar 56 persen sedangkan pasangan Pradi Supriatna dan Afifah Alia memperoleh 44 persen suara.
Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA
Petugas KPPS melakukan penghitungan suara Pilkada Kota Depok tahun 2020 di TPS 69, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12/2020). Berdasarkan data hasil hitung cepat KPU hingga pukul 15.50 WIB, kubu petahana Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono unggul sementara dalam perolehan suara sebesar 56 persen sedangkan pasangan Pradi Supriatna dan Afifah Alia memperoleh 44 persen suara.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- KPU Kota Depok menyatakan, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok 2020 di atas 60 persen. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan saat Pilkada 2015 lalu yang hanya sebesar 56,15 persen.

"Alhamdulillah, pastisipasi pemilih tahun ini ada peningkatan dibanding Pilkada Depok 2015 yang hanya 56,15 persen," ujar Ketua KPU Kota Depok, Nana Shobarna, di kantor KPU Kota Depok, Jumat (11/12).

Menurut Nana, data tersebut diperoleh berdasarkan informasi dari berbagai pihak di tingkat wilayah. Sementara, untuk jumlah pastinya akan diketahui setelah proses rekapitulasi tingkat kota pada 15 Desember 2020 mendatang. "Kami menargetkan partisipasi pemilih Pilkada 2020 ini sebesar 77,5 persen," terangnya.

Nana mengatakan, saat ini data formulir C1 Pilkada Depok yang masuk ke Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (SiRekap) mencapai 35,39 persen. Hingga Kamis (10/12), baru 1.421 TPS yang berhasil mengupload data ke sistem dari total 4.015 TPS di Kota Depok.

"Semua KPPS sudah submit data C1 pada 09 Desember lalu. Hanya saja karena ada 270 daerah yang melaksanakan pilkada serentak, jadi mungkin proses masuknya data ke SiRekap itu antre," pungkas Nana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement