REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Indonesia ingin merampungkan kesepakatan pembelian 48 unit pesawat Rafale (Dassault Aviation). Paris dan Jakarta juga berniat meneken perjanjian kerja sama pertahanan.
La Tribune pada Kamis (3/12) melaporkan, berdasarkan beberapa sumber, negoisasi antara Prancis dan Indonesia berjalan sangat baik terkait penjualan 48 jet Rafale ke TNI AU. Kondisi itu sedikit berbeda dengan kasus rencana pembelian kapal selam Scorpene dan korvet kelas Gowind untuk TNI AL.
Untuk pembelian armada AL, Indonesia mempertimbangkan opsi berbeda. Dalam kunjungan ke kantor Kementerian Pertahanan Prancis di Hotel de Brienne, Kota Paris, pada 21 Oktober lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen (Purn) Prabowo Subianto menegaskan ketertarikannya pada jet Dassault Aviation.
Pejabat Indonesia ingin kesepakatan pembelian dibuat sebelum akhir tahun ini. Sementara, negosiator Prancis ingin meluangkan sedikit waktu untuk menyelesaikan kesepakatan dengan cara yang cermat.
Menhan Prancis Florence Parly mengaku, kesepakatan pembelian belum sepenuhnya rampung. Meski begitu, ia mengapresiasi rencana penjualan Rafale ke Indonesia. Hanya saja, di sini bukan 48 unit pesawat yang dibeli, melainkan 36 unit.
"Perintah tersebut belum sepenuhnya ditandatangani. Jika pesanan ini terwujud, ini adalah kabar baik bagi 500 perusahaan Prancis yang bekerja untuk program Rafale. Ini sangat maju," kata Parly saat dikonfirmasi BFM TV mengacu pada pesanan 36 Rafale untuk Indonesia.