REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Meninggalnya balita berusia dua tahun di Kelurahan Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi saat diajak sang ibu mengemis menyisakan pilu. Ketua DPRD Kota Bekasi, Choiruman J. Putro, mengatakan, peristiwa ini menjadi tragedi kemanusiaan yang seharusnya tidak boleh ada di Kota Bekasi.
“Orang mati karena tidak ada yang merawat, atau terabaikan, yang pada akhirnya menjadi tragedi yang seharusnya tidak perlu terjadi,” kata Choiruman, kepada Republika.co.id, Ahad (29/11).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan, Bekasi masuk dalam kategori kota megapolitan yang modern dengan tingkat kesejahteraan masyarakat lebih baik. Namun, ia juga tidak menutup mata bahwa di kota itu banyak dijumpai masyarakat yang marjinal secara ekonomi.
“Mereka tidak mendapatkan akses terhadap kesehatan dan juga cara untuk memperbaiki hidup,” tutur dia.
Faktornya, lanjut dia, ada banyak. Salah satunya adalah tidak terdata di administrasi kependudukan, terabaikan dari lingkungan sampai akhirnya mereka mengais rezeki dengan cara mengemis. Kondisi ini, diperparah ketika mereka terkena masalah kesehatan.
“Orang miskin kena masalah kesehatan, akhirnya sama sekali sulit untuk bisa menyelesaikan masalah kehidupan,” terangnya.
Solusi yang seharusnya dapat dilakukan adalah bagaimana aparatur level paling bawah bisa memiliki kesadaran apabila ada warganya ada yang belum mendapatkan akses administrasi. Apabila sudah terdaftar, maka warga yang berada di garis kemiskinan itu bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Ini menyadarkan kita akan perlunya kesadaran dari aparatur terdekat, dari lurah sampai ke level RT,” ujar dia.
“Ini menjadi tragedi yang seharusnya tidak perlu terjadi. Mudah-mudahan kejadian ini tak terulang kembali,” lanjutnya.