REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habib Rizieq Shihab (HRS) dikabarkan dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Kota Bogor. Kabar HRS tengah menjalani proses general check up masuk dalam jajaran berita terpopuler pada Kamis, 26 November 2020.
Selain kabar HRS, berita ratusan imam Muslim Uighur ditangkap pemerintah China juga menyita perhatian pembaca. Pihak berwenang China dilaporkan telah menahan ratusan pemimpin Muslim Uighur atau imam di Daerah Otonomi Xinjiang (XUAR). Berita tersebut menempati posisi kedua dari lima berita paling banyak dibaca di Republika.co.id.
Berikut top 5 news di Republika.co.id selama 24 jam pada Kamis, 24 November 2020:
1. Bukan 14 Hari, Berapa Lama Masa Karantina Covid-19 Nantinya?
WASHINGTON — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sedang menyempurnakan rencana yang memungkinkan waktu karantina bagi orang dengan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) menjadi lebih singkat. Selama ini, CDC mengeluarkan rekomendasi yang secara universal juga digunakan oleh banyak negara di dunia, yaitu individu terpapar Covid-19 harus menjalani karantina selama 14 hari.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. China Dilaporkan Telah Menahan Ratusan Imam di Xinjiang
XINJIANG -- Pihak berwenang China dilaporkan telah menahan ratusan pemimpin Muslim Uighur atau imam di Daerah Otonomi Xinjiang (XUAR). Penahanan para imam itu telah menciptakan suasana di mana orang Uighur merasa takut mati, karena tidak akan ada yang mengawasi upacara pemakaman mereka.
Seorang aktivis yang berbasis di Norwegia yang terkait dengan Jaringan Kota Pengungsi Internasional (International Cities of Refuge Network/ICORN), Abduweli Ayup, menginformasikan, wawancara dengan orang Uighur dari wilayah Xinjiang telah mengungkapkan setidaknya 613 imam terseret dalam kampanye penahanan ekstra-legal oleh otoritas China. Sementara itu, diketahui hingga 1,8 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di jaringan kamp interniran di wilayah Xinjiang sejak awal 2017.
"Kami memulai pencarian ini pada 2018, sekitar Mei dan setelah wawancara selesai pada November (tahun itu), saya menemukan bahwa populasi yang paling ditargetkan adalah tokoh agama," kata Ayup, berbicara pada webinar Kamis yang diselenggarakan oleh Proyek Hak Asasi Manusia Uyghur yang berbasis di Washington, yang berjudul 'Di mana para Imam? Bukti penahanan massal para tokoh agama Uyghur', dilansir di NDTV, Kamis (26/11).
Baca berita selengkapnya di sini.