REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan masih ada aktivitas penambangan di sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Salah satunya di Kali Krasak.
Hal ini dikatakan oleh Perekayasa Ahli Madya BPPTKG, Dewi Sri Sayudi usai monitoring Merapi dari udara menggunakan helikopter, Kamis (26/11). Monitoring ini dilakukan bersama dengan instansi lainnya terkait mitigasi dan penanggulangan ancaman erupsi Merapi.
"Tadi terlihat di alur-alur sungai sebagian besar memang sudah berhenti (aktivitas penambangan). Tapi, pada alur Kali Krasak masih ada penambangan yang jaraknya dari puncak masih cukup dekat," kata Dewi di Lapangan Udara Adisutjipto, Kamis (26/11).
Untuk itu, ia meminta agar aktivitas penambangan yang berhulu di Merapi untuk segera dihentikan. Mengingat aktivitas Merapi yang terus meningkat sejak ditetapkannya menjadi level III atau siaga pada 5 November 2020 lalu.
"Sesuai dengan rekomendasi kami yang disampaikan lewat peningkatan status siaga tanggal 5 November kemarin, penambangan sementara direkomendasikan untuk tidak dilakukan," jelasnya.
Tidak hanya itu, aktivitas pariwisata yang berada di sekitar kawasan Merapi juga diminta untuk dihentikan. Dewi menegaskan, hal ini harus disikapi dengan bijak agar saat erupsi Merapi tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Seperti di wisata Kaliadem tidak terlihat adanya wisatawan. Tetapi, (wisata) di bagian bawah dari Kaliadem itu masih kita lihat (adanya aktivitas). Artinya, kegiatan wisata itu juga masih berjalan dengan hanya mengalihkan jalur," ujarnya.
Dewi menuturkan, aktivitas pariwisata direkomendasikan untuk tidak dilakukan di radius tiga sampai lima kilometer. Sehingga, tidak bertabrakan dengan rekomendasi yang sudah dikeluarkan BPPTKG.
"Ini merupakan sinergi yang baik dari pelaku wisata agar di kondisi siaga ini, kehidupan atau roda ekonomi masyarakat juga masih berjalan dengan batasan-batasan tertentu," ucap dia.