REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menghadiri Diklat Wawasan Kebangsaan Sadesha (Satu Desa Satu Hafizh) Angkatan IV, di Grand Asrilia Hotel, Kota Bandung, Kamis (26/11).
Menurut Uu, program kerja sama Pemerintah Provinsi Jabar dan Pimpinan Wilayah Jam'Iyyatul Qurra' Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PW JQH NU) Jabar ini termasuk bentuk silaturahmi antara pemerintah dan para santri. "Juga ada taklim multidisiplin ilmu, selain ilmu tentang Alquran, manajemen, juga terkait wawasan kebangsaan," ujar Uu.
Uu mengatakan, ia ingin di saat santri diberikan pendidikan agama kemudian harus ada pembanding dalam wawasan kebangsaan. "Supaya para santri kelak menjadi Muslim yang fundamental," katanya.
Uu menjelaskan, program Sadesha juga bernuansa religius-nasionalis. Ilmu kebangsaan dan ukhrawi (akhirat) sekaligus diberikan kepada para santri calon hafidz Alquran.
"Harapan kami mereka jadi Muslim fundamental yang punya wawasan luas dan punya banyak dimensi dalam pemikirannya," kata Uu.
Sehingga, kata dia, ilmu yang dikuasai para santri dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan banyak orang. Selain itu, Uu juga berharap kedepan akan hadir ulama dari Jawa Barat yang bertaraf internasional. Dengan harapan, dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, ramah, dan penuh kasih sayang.
"Kami ingin sekian tahun ke depan Jabar punya ulama dengan kapasitas dan wawasan global. Karena dunia sudah tidak ada batas maka para kiai yang akan lahir harus juga memiliki wawasan global. Dan diharapkan berkapasitas internasional," papar Uu.
Untuk itu, Uu mendorong santri untuk menguasai empat kunci kesuksesan. Pertama, menguasai perkembangan teknologi. Kedua, public speaking. Ketiga, membangun jaringan seluas-luasnya. Keempat, menguasai setidaknya empat bahasa yakni bahasa daerah, bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris.
Selain itu, kata dia, para santri juga diharap dapat belajar berorganisasi. Sehingga setiap santri dapat melatih leadership, memperluas relasi pergaulan, dapat belajar kerja, pembentukan terhadap karakteristik, peningkatan terhadap wawasan serta pengetahuan, belajar menghadapi berbagai tekanan, serta belajar berbagi tugas, atau memanah permasalahan dengan anggota organisasi lainnya.
"Muslim fundamental selain memahami kaidah keagamaan, dia punya wawasan terhadap isu global, punya perhatian terhadap konunitas Muslim lainnya, serta peduli terhadap perkembangan Islam," kata Uu.