Senin 23 Nov 2020 14:48 WIB

6 Gedung Sekolah di Indramayu akan Jadi Ruang Isolasi Covid

Sepekan terakhir, peningkatan kasus di Kabupaten Indramayu semakin mengkhawatirkan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) di Indramayu, Jawa Barat, Senin (9/11/2020). Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Indramayu terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Enam gedung sekolah pun direncanakan akan digunakan untuk tempat isolasi para pasien.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) di Indramayu, Jawa Barat, Senin (9/11/2020). Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Indramayu terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Enam gedung sekolah pun direncanakan akan digunakan untuk tempat isolasi para pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Indramayu terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Enam gedung sekolah pun direncanakan akan digunakan untuk tempat isolasi para pasien.

Gedung sekolah yang terletak di masing-masing eks kawedanan itu rencananya akan menjadi alternatif perawatan pasien Covid-19, jika ruang isolasi di rumah sakit tidak lagi bisa menampung pasien. Meski demikian, pihaknya akan melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk kelayakannya.

Baca Juga

"Hari ini dimatangkan konsep tersebut," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, Senin (23/11).

Selain gedung sekolah, Satgas Covid-19 juga membuka ruang isolasi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin (MIS) Krangkeng. Ruangan itu untuk merawat pasien Covid-19 asymtomatic (tak bergejala).

"(Penyediaan ruang isolasi khusus bagi pasien asymtomatic) penting karena isolasi mandiri tidak efektif," ucap Deden.

Deden mengungkapkan, dalam seminggu terakhir, peningkatan kasus di Kabupaten Indramayu semakin mengkhawatirkan. Hingga Ahad (22/11), tercatat jumlah total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Indramayu telah mencapai 603 orang. Dengan rincian, 265 pasien sembuh, 38 pasien meninggal dunia, dan 300 pasien masih menjalani perawatan.

Deden menjelaskan, telah terjadi lonjakan kasus sampai sepuluh kali lipat dalam tiga bulan terakhir jika dibanding tiga bulan awal saat kasus pertama terkonfirmasi di Kabupaten Indramayu pada 8 April 2020. Saat tiga bulan pertama, hanya ada 17 orang yang terkonfirmasi.

Namun, dalam tiga bulan terakhir saat penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) sampai Oktober 2020, jumlah pasien yang terkonfirmasi melonjak sampai 172 orang.

Deden berharap, masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan 3M. Yakni, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

"Operasi penegakan disiplin protokol kesehatan yang melibatkan TNI dan Polri juga kembali kita intensifkan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement